Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fadel Sesali Mundurnya Arcandra, Luhut Masih Bicarakan Masela

Wakil Ketua Komisi VII DPR/RI Fadel Muhammad mengatakan kecewa atas pemberhentian jabatan terhadap Archandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akibat masalah dwi kewarganegaraan, Indonesia-Amerika Serikat.
Menteri ESDM Arcandra Tahar saat memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (9/8/2016)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Menteri ESDM Arcandra Tahar saat memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (9/8/2016)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR/RI Fadel Muhammad mengatakan kecewa atas pemberhentian jabatan terhadap Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akibat masalah dwi kewarganegaraan, Indonesia dan Amerika Serikat.

"Ya kami kecewa. Kecewa karena harusnya dalam seleksi itu [diketahui]. Itu kan tidak hati-hati," kata Fadel di Gedung MPR/DPR RI seusai Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo, Selasa (16/8/2016).

Fadel Muhammad mengaku kecewa terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo karena mengadakan seleksi menteri tidak tepat dan masih bisa tidak bisa mendeteksi dengan baik latar belakang menteri.

"Kami kaget kok bisa seperti begitu? Padahal kan kerja harus cepat. Yaudah segera saja ganti yang lain. Cari juga profesional barulah," kata Fadel.

Sementata itu, Plt. Menteri SDM Luhut Binsar Panjaitan yang juga adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim mengatakan hari ini akan bertemu dengan Arcandra Tahar membahas masalah penyerahan tugas.

"Saya sudah bicara sebenarnya kemarin, kira-kira semua apa yang sudah dikerjakan Arcandra akan kita persiapkan," kata Luhut.

Luhut menyebut beberapa proyek prioritas yang akan dilanjutkan adalah Blok Masela.

"Masela akan terus dikerjakan karena tentu di sana sudah tahu akan menurunkan cost luar biasa. Kemudian juga IDD [Indonesia Deepwater Development] laut dalam, kemudian juga Mahakam, kemudian Freeport, dan kemudian masalah listrik," jelas Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper