Kabar24.com, SEMARANG - Di tengah kencangnya penolakan wacara sekolah sehari penuh, anggota DPR ini menyampaikan perspektif lain.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih berpendapat wacana sistem belajar sekolah sehari penuh atau "full day school" bagi pelajar SD dan SMP menjadi salah satu alternatif untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
"'Full day school' itu jalan tengah, ketika sekolah pulang lebih awal banyak guru yang merasa kurang waktu untuk menyelenggarakan pendidikan," katanya saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Kamis (11/8/2016).
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera itu, full day school juga menjadi alternatif ketika banyak di antara sekolah-sekolah berprestasi yang mayoritas menerapkan sistem boarding school di mana guru memiliki waktu lebih lama untuk berinteraksi serta memberikan pendidikan kepada anak didik.
Kendati demikian, ia memberikan beberapa catatan terkait rencana penerapan sistem belajar full day school, seperti kesiapan sumber daya manusia untuk berinovasi dalam mengelola aktivitas sekolah. "Jadi dari segi waktu penyelenggaraan, full day school pas, tapi jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang siap mengelola," ujar mantan anggota DPRD Jawa Tengah itu.
Guru dan penyelenggara pendidikan, kata dia, harus bisa membuat sebuah inovasi dalam pembelajaran karena banyak hal yang akan mempengaruhi semangat peserta didik dalam belajar dan tetap memiliki waktu bermain.
"Beberapa syarat ketika full day school diterapkan adalah perlu adanya sarana prasarana yang bisa menghilangkan kejenuhan anak dalam kelas, seperti perpustakaan, dan tempat istirahat," katanya.
Kemudian, penyesuaian program sekolah dengan aktivitas soft skill anak didik di luar sekolah dan tidak membebankan peserta didik dengan pekerjaan rumah sehingga anak bisa memanfaatkan waktu yang tersisa semaksimal mungkin bersama keluarga.
Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy menggagas pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta, menggunakan sistem full day school agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.
"Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja," katanya di Malang, Minggu (7/8).
Menurut Muhadjir, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan mengaji sampai dijemput orang tuanya usai jam kerja.
"Dan, anak-anak bisa pulang bersama-sama orang tua mereka, sehingga ketika berada di rumah, mereka tetap dalam pengawasan, khususnya orang tua," katanya.
Menyinggung penerapan full day school bagi pendidikan dasar tersebut, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengatakan saat ini masih terus dilakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, mulai di pusat hingga di daerah.
"Nantinya memang harus ada payung hukumnya, yakni peraturan menteri, tapi untuk saat ini masih sosialisasi terlebih dahulu secara intensif," ujarnya.