Kabar24.com,JAKARTA— Kampanye Donald Trump menuju gedung putih berlangsung kacau pada Rabu (3/8/2016) setelah dia mengkritik keluarga militer Muslim AS dan menolak mendukung usaha juru bicara DPR Amerika Paul Ryan untuk kembali ikut dalam pemilihan.
Dua orang sumber dari Partai Republik mengatakan, Ketua Komite Nasional Partai Republik Reince Priebus sangat marah atas penolakan Trump untuk mendukung Ryan yang merupakan anggota paling senior partai Republik, begitu pula terkait sengketa Trump dengan keluarga Khan.
“Dia merasa seperti orang bodoh,” kata sumber dari Partai Republik yang mengetahui hal ini, seperti dikutip dari Ruters, Kamis (4/8/2016).
Pihak RNC tidak merespons ketika diminta berkomentar tentang Priebus.
Seorang sumber lain dari Partai Republik mengatakan anggota keluarga Trump, yang memainkan peran penting dalam kampanye ini, sadar bahwa mereka perlu terlibat agar Trump bisa kembali melanjutkan kampanyenya. Salah satu ide yang diusulkan adalah agar Trump didampingi oleh penasihat untuk membantunya.
Sebelum konvensi Partai Republik bulan lalu, Priebus berusaha memperbaiki partai yang terpecah belah di belakang Trump.
Namun di tengah usaha untuk meluruskan hal-hal ini, Calon Wakil Presiden Trump, Mike Pence pada Rabu (3/8/2016) mengatakan dia mendukung Ryan sebagai pemimpin konservatif yang kuat dan melakukan hal tersebut atas izin Trump.
Gubernur Indiana tersebut menyebutkan bahwa untuk membangun hubungan politik dibutuhkan waktu dan hal itulah yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Trump dan Ryan.
Sengketa Trump dengan orang tua tentara Muslim AS terjadi setelah mereka muncul di panggung konvensi Partai Demokrat minggu lalu.
Sejauh ini, banyak anggota partai Republik yang melontarkan kritik terhadap Trump termasuk Ryan dan McCain. Bahkan sekutu lamanya Chris Christie yang merupakan Gubernur New Jersey mengatakan sikap Trump yang menyerang keluarga Khan di hadapan Publik tidak pantas.
Sengketa dengan keluarga Khan menjadi hal terakhir yang akhirnya membuat anggota Kongres dari Partai Republik Adam Kinzinger, mantan pilot AU Amerika dan veteran perang Irak, yang telah bertahan mendukung Trump menyerah.
Namun, Manajer Kampanye Trump, Paul Manafort mengatakan pada Fox News bahwa kampanyenya berjalan positif. “Kami Terus maju,” ujarnya.