Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai kerusuhan di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, bukan berdasarkan agama. Ia mengatakan pihaknya telah menurunkan sejumlah pejabat untuk mendalami kerusuhan tersebut.
Menurut Lukman, sejauh penelusuran yang dilakukan pejabat Kementerian, tidak ditemukan pemicu konflik perbedaan agama. “Ini lebih kepada persolan etnis yang sudah cukup lama,” kata dia di Hotel Aryaduta Jakarta, Senin (1/8/2016) malam.
Kerusuhan di Tanjung Balai terjadi pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Dugaan kerusuhan berasal dari kesalahpahaman. Kerusuhan itu mengakibatkan sejumlah tempat ibadah dirusak massa. Sebanyak 2 vihara dan 5 klenteng dibakar.
Lukman mengatakan di Tanjung Balai sudah memiliki bibit-bibit konflik yang sewaktu-waktu bisa tumbuh. “Seperti api dalam sekam,” ujar dia.
Dia menambahkan apabila ada pemicu, kerusuhan pun bisa tidak terelakkan.
Lukman telah menerjunkan sejumlah pejabat untuk mendalami lebih lanjut motif kerusuhan yang terjadi. Dia bekerja sama dengan aparat penegak hukum juga tokoh masyarakat dan agama setempat untuk mengusut persoalan di Tanjung Balai.
Menurut Lukman, pembakaran yang terjadi hingga mengenai wihara dan klenteng merupakan bentuk pelampiasan dari masyarakat dari kerusuhan itu. Bisa jadi, pembakaran dipicu oleh provokator. “Ini kami dalami siapa di balik itu,” katanya.