Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Remaja Pelaku Penembakan Munich Tak Terkait ISIS

Polisi Jerman mengumumkan bahwa Ali Sonboly, seorang remaja Jerman-Iran sebagai pelau penembakan di kawasan mal Olympia pada Jumat (22/7/2016), pernah mendapat perawatan ahli karena sakit jiwa dan tidak terkait kelompok teroris ISIS.
Memorial untuk para korban penembakan di sebuah mal di Munich, Jerman/Reuters
Memorial untuk para korban penembakan di sebuah mal di Munich, Jerman/Reuters

Kabar24.com, MUNICH - Polisi Jerman mengumumkan bahwa Ali Sonboly, seorang remaja Jerman-Iran sebagai pelau penembakan di kawasan mal Olympia pada Jumat (22/7/2016), pernah mendapat perawatan ahli karena sakit jiwa dan tidak terkait kelompok teroris ISIS.

Aksi remaja berusia 18 tahun itu menewaskan sembilan orang, dan ia bunuh diri berdekatan dengan sejumlah korbannya saat ditemukan polisi. Ali diduga melakukan aksi sendirian, namun polisi masih mencari motif tindakan brutalnya.

Insiden penembakan terjadi di dekat pusat perbelanjaan sibuk di Munich yaang sering menjadi tujuan wisata dan lokasi belanja akhir pekan bagi penduduk ibu kota negara bagian Bavaria, Jerman Selatan.

Tujuh korban penembakan Ali juga berusia remaja. Kepala kepolisian negara bagian Bavaria, Robert Heimberger, mengatakan remaja bersenjata itu membawa lebih dari 300 peluru dalam ransel dan pistol ketika saat beraksi, kemudian ditemukan tewas dari luka tembak oleh dirinya sendiri.

Adapun kepala polisi Munich, Hubertus Andrae, menyatakan bahwa pihaknya mengesampingkan keterkaitan Ali dengan kelompok ISIS. Adapun korban terluka sedikit-dikitnya 27 orang, termasuk beberapa terluka saat kepanikan menyebar.

"Berdasarkan penelusuran, tidak ada indikasi apapun bahwa ada koneksi ke ISIS atau masalah pengungsi," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

Pemimpin Bavaria Horst Seehofer mengatakan pembunuhan di Munich dan serangan kapak oleh pencari suaka 17 tahun yang melukai lima orang di Wuerzburg, juga di Bavaria, pada Senin (18/7/2016) seharusnya tidak diperbolehkan untuk melemahkan kebebasan demokrasi.

"Untuk kedua kalinya dalam beberapa hari kita sudah terguncang oleh pertumpahan darah. Ketidakpastian dan ketakutan tidak boleh terjadi," katanya kepada pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper