Kabar24.com, CLEVELAND—Staf Trump yang bertanggung jawab atas pidato yang disampaikan oleh istrinya, Melania Trump, meminta maaf dan memberikan penjelasan atas kekacauan yang terjadi.
Beberapa waktu lalu, istri Trump dilanda isu plagiarisme saat beberapa bagian pidatonya terdengar sama persis dengan pidato Michelle Obama pada 2008.
Isu plagiarisme ini, berikut respon dari tim kampanye Trump, menjadi pembicaraan utama bagi berbagai pihak di tengah usaha partai tersebut untuk bisa menarik perhatian pemilih dan sejumlah kampanye agar mampu mengalahkan calon dari partai Demokrat Hillary Clinton.
“Saya tidak memeriksa pidato Nyonya Obama. Ini adalah kesalahan saya dan saya merasa sangat bersalah atas kekacauan yang telah saya sebabkan terhadap Melania dan Trump, termasuk Nyonya Obama. Saya tidak bermaksud menyakiti siapapun,” kata Mc Iver seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/7/2016).
Dalam sebuah pernyataan Meredith McIver, wanita yang membantu Nelania merangkai pidatonya, mengatakan dia telah memasukkan beberapa kalimat dalam pidato Melania yang menyerupai pidato Michelle Obama pada Konvenssi Partai democrat 2008, ketika Obama berkampanye sebagai calon presiden untuk pertama kalinya.
McIver mengatakan bahwa dia sudah mengajukan permohonan pengunduran diri pasca pidato kontroversial tersebut. Namun, Trump dan keluarganya menolak pengajuan tersebut.
Trump dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada Rabu (21/7/2016) bersikap membela McIver. “Dia membuat kesalahan. Manusia cenderung berbuat salah. Anda juga membuat kesalahan dan kita semua membuat kesalahan,” katanya.
Trump mengatakan bahwa Mc Iver telah bekerja untuknya dalam periode yang sangat lama dan merupakan seorang yang baik.
Dalam pidatonya pada Senin, Melania membicarakan mengenai meneruskan nilai-nilai kerja keras yang telah diwarisinya dari ortang tuanya kepada generasi berikutnya.
McIver mengatakan Melania membaca kalimat yang diucapkan Michelle pada pidatonya dan menyampaikannya kepada dirinya sebagai contoh. Namun, McIver kemudian menuliskan sebagian naskah pidato tersebut dalam sebuah draft yang kemudian menjadi pidato Melania.