Kabar24.com, PALU - Kelompok teroris Poso diperkirakan masih berjumlah lebih dari sepuluh setelah tewasnya Santoso dan Mukhtar dalam kontak tembak dengan pasukan dari Batalyon Raider 515, Kostrad, yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala.
Aparat keamanan memperkirakan masih tersisa 19 orang lagi anggota kelompok sipil bersenjata yang masuk dalam daftar pencarian orang setelah tewasnya Muhtar dan pemimpin kelompok sipil bersenjata di Poso, Santoso, Senin petang,
"Tiga di antaranya itu adalah perempuan," kata Kepala Operasi Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis di Palu, Selasa (19/7/2016), setelah menerima dua jenazah korban tewas dalam kontak senjata di Poso.
Dua jenazah tersebut kini sudah berada di kamar jenazah rumah sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah untuk diidentifikasi lebih lanjut melalui tes DNA.
Hingga kini tidak diketahui pasti kondisi jenazah tersebut dan belum ada keterangan resmi dari polisi, namun diperkirakan jenazah dalam kondisi utuh karena polisi telah mengidentifikasi ciri-ciri fisik keduanya.
Dari kantong jenazah, saat diturunkan dari mobil ambulans menuju kamar jenazah, terdapat cairan warna merah sejenis darah menempel di kantong tersebut.
Leo mengatakan aparat yang tergabung dalam sandi Operasi Tinombala akan terus mengejar anggota kelompok Santoso yang tersisa sebanyak 19 orang.
Dalam proses pengejaran tersebut aparat membagi tiga sasaran kejaran yang sudah dipetakan secara teknis oleh aparat.
Leo mengatakan aparat akan memburu kelompok pengikut Santoso tersebut baik hidup maupun mati.
Menurut Leo, jika dapat diburu dalam satu jam, aparat akan melakukan itu.
"Target kita secepatnya," katanya.
Dari 19 DPO tersebut tiga di antaranya adalah perempuan. Ketiganya diduga masing-masing isteri Santoso, isteri Ali Kalora dan isteri Basri.