Kabar24.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta (BMKG DIY) meminta masyarakat harus mewaspadai gelombang tinggi di perairan laut selatan yang dapat mencapai dua hingga empat meter berlangsung hingga 18 Juli 2016.
"Gelombang tinggi ini penyebabnya hampir sama dengan peristiwa beberapa hari sebelumnya. Untuk gelombang saat ini disebabkan peningkatan kecepatan angin di Samudera Hindia," kata Koordinator Pos Klimatologi dan Geofisika BMKG DIY, Joko Budiono, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Joko, BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan terkait gelombang tinggi dan hujan lebat yang berlaku untuk 10 hingga 14 Juli 2016.
Namun, ia menyatakan, peringatan yang sama kembali diterbitkan untuk 15 hingga18 Juli 2016.
Pemicu tinggi gelombang, menurut dia, karena peningkatan kecepatan angin di Samudera Hindia yang saat ini diperkirakan mencapai 10 hingga 36 kilometer per jam.
"Kecepatan angin itu didorong oleh peristiwa munculnya daerah tekanan udara tinggi di wilayah Australia," kata Joko.
Dikemukakannya, tinggi gelombang mencapai dua meter ke atas cukup berbahaya bagi kapal nelayan, danjuga perlu diwaspadai bagi masyarakat atau wisatawan yang sedang berlibur di pantai.
"Kami himbau berhati-hati karena gelombang laut cenderung meningkat pada sore hingga malam hari," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer selama periode itu diprediksi pula terjadi hujan lebat disertai petir.
"Masyarakat kami imbau berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti banjir, longsor, tanah licin, serta pohon tumbang," demikian Joko Budiono.
BMKG Yogyakarta Minta Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta (BMKG DIY) meminta masyarakat harus mewaspadai gelombang tinggi di perairan laut selatan yang dapat mencapai dua hingga empat meter berlangsung hingga 18 Juli 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 menit yang lalu
Peneliti BRIN: Partai Politik Tak Serius Sukseskan Pilkada dan Pemilu
1 jam yang lalu