Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Isu Brexit, Theresa May Berpotensi Hadapi Resesi

Selain tanggung jawab atas proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Theresa May, Perdana Menteri Iggris yang baru juga diprediksi berpotensi menghadapi serangan resesi.
Jajaran staf memberikan tepuk tangan saat Perdana Menteri baru Inggris Theresa May, dan suaminya Philip, memasuki Downing Street 10 setelah May menghadap Ratu Elizabet di Istana Buckingham, London (13/7/2016)./Reuters-Stefan Rousseau
Jajaran staf memberikan tepuk tangan saat Perdana Menteri baru Inggris Theresa May, dan suaminya Philip, memasuki Downing Street 10 setelah May menghadap Ratu Elizabet di Istana Buckingham, London (13/7/2016)./Reuters-Stefan Rousseau

Bisnis.com, JAKARTA — Selain tanggung jawab atas proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Theresa May, Perdana Menteri Iggris yang baru juga diprediksi berpotensi menghadapi serangan resesi.

Gejolak Brexit menimbulkan hawa dingin di pasar dan komunitas bisnis global. Pound sterling dilaporkan melemah 11% dalam tiga minggu terakhir, sementara anjloknya sentimen konsumen menjadi yang terbesar sejak 1994, belum lagi sejumlah perusahaan dari Vodafone Group Plc hingga JP Morgan Chase & Co yang mempertimbangkan untuk hengkang dari negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Theresa May akhirnya mejadi wanita kedua yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam sejarah Inggris setelah David Cameron mundur dari jabatannya paska kekalahan opsi remain dalam referendum Inggris. Selain itu, rival May yang seharusnya berlaga dalam pemilihan perdana menteri juga mengundurkan diri dan membuatnya menjadi kandidat tunggal.  

Beberapa jam setelah resmi menjabat Perdana Menteri, May berbicara dengan sejumlah pemimpin negara anggota Uni Eropa yang akan menjadi lawan bicara terpenting baginya dalam beberapa bulan ke depan. Kanselir Jerman Angela Merkel menghubunginya memberi selamat sementara Presiden Prancis Francois Hollande mengingatkan May bahwa dia ingin Brexit segera direalisasikan.

 “May menekankan komitmennya untuk mengabulkan kehendak rakyat Inggris meninggalkan Uni Eropa. Perdana menteri menjelaskan bahwa kita akan membutuhkan waktu untuk mempersiapkan negosiasi ini dan berharap kita bisa melakukannya dengan semangat yang konstruktif dan positif,” sebut kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/7/2016).

Untuk menandakan bahwa Brexit akan mendominasi prioritas pemerintah, May mengangkat Boris Johnson sebagai Menteri Luar Negeri. Johnson merupakan sosok yang paling menonjol dari pihak Brexiteers [para pendukung Brexit]. Ada pula David Davis dan Liam Fox yang akan mengepalai departemen baru dan memainkan peran kunci dalam negosiasi Brexit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper