Bisnis.com,JAKARTA - Mantan Komandan Penjaga Pantai AS Thad Allen menyebutkan keberadaan hukum internasional semakin penting seiring dengan semakin meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan dimana aktivitas penjaga pantai di wilayah tersebut semakin terlihat.
Dengan menggambarkan beberapa wilayah seperti selat Malaka dan Laut Jawa sebagai salah satu titik sumbat (choke point) maritim paling terkenal di dunia, pensiunan laksamana tersebut menyebutkan sangatlah penting untuk menjaga kebebasan navigasi di wilayah perairan tersebut.
Selain itu, Pengadilan Internasional akan memutuskan gugatan yang diajukan Filipina mengenai klaim China atas 80% wilayah Laut China Selatan dalam beberapa bulan ke depan.
“Isu ini harus diputuskan oleh pihak ketiga yang independen. Kita semua akan menunggu dan melihat hasilnya. Wilayah tersebut sangat penting bagi perdagangan, bukan hanya untuk Amerika Serikat tetapi juga banyak negara lain,” kata Allen seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (20/6/2016)
Dalam beberapa tahun terakhir, China mengklaim lebih dari 1.200 hektar wilayah perairan dan meningkatkan aktivitas militernya yang menyebabkan Amerika juga meningkatkan aktivitas Angkatan lautnya di Pasifik Barat. Pembangunan ini juga membuat 10 anggota Asean khawatir.
“Mengklaim [sebuah wilayah] tidak sama dengan keputusan dari forumPBB di pengadilan. Di sinilah keputusan [PBB] dibutuhkan dan bukan sekedar aksi de facto yang diambil secara sepihak oleh sebuah negara,” kata Allen.
China mengerahkan penjaga pantainya untuk mempertegas klaimnya atas Laut China Selatan yang disebut merambah wilayah negara lain seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Kapal penjaga pantai China juga semakin menyerupai kapal angkatan laut yang lengkap dengan senjata dan sarana lainnya. China juga mendapat tuduhan melakukan tindak kekerasan atas kapal nelayan dan militer oleh para negara tetangganya
Allen pensiun pada 2010 dan saat ini merupakan Wakil Presiden Booz Allen Hamilton. Dia menyebutkan penjaga pantai memiliki peran penting dalam mengamankan suplai ikan nasional dan aset ekonomi lainnya seperti minyak, gas dan kandungan mineral.
