Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan bahwa dia tidak pernah menyalahgunakan posisinya di pemerintahan.
Hal tersebut dinyatakan dalam dokumen pengadilan yang diajukan sebagai bagian dari pembelaan terhadap dugaan korupsi yang diajukan oleh kritikus terbesarnya, Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan oleh pengacaranya, Najib berusaha untuk membatalkan gugatan yang diajukan oleh Mahathir dan dua lainnya pada Maret yang menuduhnya menyalahgunakan kekuasaan dan campur tangan dalam pentelidikan kasus yang menimpa sebuah perusahaan investasi milik negara.
“Terdakwa akan lebih lanjut menyatakan bahwa dia tidak menyalahgunakan jabatannya sebagai perdeana menteri, menteri keuangan, ketua Barisan Nasional dan Presiden UMNO seperti yang selanjutnya diduga melakukan praktik korupsi,” berikut salah satu pernyataan pembelaan seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (15/6/2016).
Sang perdana menteri bejuang menghadapi tuduhan korupsi dan menangkis upaya Mahathir untuk menurunkannya dari jabatan yang dia pegang. Najib membantah melakukan kesalahan dan dibersihkan namanya oleh Jaksa Agung setelah terungkapnya dana sebesar US$681 juta yang singgah ke tabungan pribadinya sebelum pemilihan pada 2013. Koalisi Barisan Nasional memenangkan pemilihan kala itu dengan margin tipis.
Pengacara Mahathir dalam sebuah pernyataan pada Maret mengatakan Najib secara aktif dan sengaja berusaha membatalkan penyelidikan oleh lembaga lokal terhadap 1Malaysia Development Bank Bhd (1MDB) dan sejumlah uang yang masuk ke rekening pribadinya.
Mahathir dan dua mantan pejabat partai Najib, Organisasi Nasional Melayu Bersatu, berusaha agar kerugian minimal senilai 2.6 miliar ringgit (US$634 juta) juga bunganya dibayarkan kepada pemerintah.