Kabar24.com, BANDUNG - Musibah banjir bandang terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lima warga dilaporkan meninggal sementara satu orang anak dinyatakan hilang.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan jajarannya bersama petugas gabungan lainnya berupaya mengevakuasi 388 orang ke tempat lebih aman untuk mengantisipasi banjir susulan melanda pemukiman Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.
"Tindakan yang sudah dilaksanakan evakuasi semua korban jiwa, mengevakuasi atau mengungsikan 388 orang warga untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang susulan," kata Yusri melalui siaran pers di Bandung, Senin (23/5/2016).
Banjir bandang melanda pemukiman penduduk di Desa Sukakerti, Minggu (22/5/2016) malam itu menyebabkan lima orang meninggal dunia dan satu orang anak hilang.
Yusri menyampaikan telah menerjunkan 165 personel dari Polres Subang dan gabungan polsek setempat serta satu pleton Tim SAR Brimob Cikole.
Selain itu, lanjut dia, diterjunkan juga jajaran dari Kodim 0605 Subang sebanyak 50 personel, selanjutnya petugas gabungan dari Satpol PP, Tagana, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan daerah setempat.
Tim gabungan itu, kata Yusri, menanggulangi pasca bencana banjir bandang dengan merehabilitasi area bencana, kemudian membuka akses jalan yang tertutup pohon dan material banjir.
"Kami melaksanakan rehabilitasi area bencana, membuka akses jalan yang tertutup oleh pohon-pohon material batu dan tanah yang terbawa arus," katanya.
Ia menambahkan jajarannya juga melakukan pengamanan terhadap rumah warga yang ditinggal mengungsi, selanjutnya mendirikan pos penanggulangan bencana di Kantor Desa Sukakerti.
"Mendirikan dapur Umum juga yang disiapkan di kantor Desa Sukakerti," katanya.
Bencana banjir bandang itu menyebabkan kerugian materi, berdasarkan data yang diperoleh kepolisian tercatat 16 rumah rusak berat terbawa arus air.
Selanjutnya 16 rumah rusak ringan akibat terkena dampak banjir, serta kerusakan areal pesawahan yang luasnya belum dapat diketahui.
Banjir tersebut disebabkan longsor yang membendung Sungai Cihideung kemudian jebol lalu menerjang perkampungan warga di bawahnya.