Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan tak berpihak dan tak mengunggulkan siapapun untuk menjadi ketua umum Partai Golongan Karya.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Presiden yang sekaligus Politisi Senior Partai Golkar Jusuf Kalla menanggapi isu yang beredar bahwa pemerintah mendukung Setya Novanto, salah satu calon ketua umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, 15-17 Mei 2016 mendatang.
“Kemarin saya bicara berdua lama dengan presiden, ingin memberikan pesan bahwa presiden sama sekali tidak berpihak dan tidak mengunggulkan siapapun untuk Golkar, sama sekali tidak,”tegas Kalla, Selasa(10/5/2016).
Dia menyebutkan, Presiden Jokowi memilih untuk netral dalam pemilihan pimpinan Partai Golkar karena tidak ingin mengembalikan cara orde baru, yakni mendukung pihak tertentu, apalagi dengan cara memerintahkan aparat.
Alasan lain, sambungnya, presiden juga bukan merupakan anggota partai sehingga tak ingin turut campur dalam proses pengambilan keputusan partai politik. “Presiden sangat marah akibat dikatakan begitu, jadi dukungan itu sama sekali tidak benar,” katanya.
Kalla mengimbau seluruh pejabat pemerintah, baik di pusat maupun daerah untuk tiak mengembalikan posisi pemerintah seperti ketika zaman orde baru yakni memberi perintah tertentu dalam pemilihan pimpinan partai politik.
Di tengah persaingan delapan bakal calon ketua umum, berhembus kabar bahwa Setya Novanto didukung oleh RI 1 melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Inisiator muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai dukungan itu merupakan dukungan pribadi Luhut dan terdapat upaya pencatutan nama Presiden Jokowi yang kemudian menjadi bahan ‘jualan’ kampanye di DPD-DPD.