Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, di Turki, pada Rabu (1/5/2024).
Retno menyampaikan kepuasannya terhadap hubungan bilateral kedua negara, namun pada saat yang sama tentu mempunyai banyak ruang untuk memperkuatnya.
Beberapa kerja sama bilateral yang diperkuat antara Indonesia dengan Turki, dalam pertemuan Menlu RI dengan Menlu Turki, di antaranya:
- Percepat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA)
Retno menjelaskan bahwa kedua negara berkomitmen untuk mempercepat finalisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki dan menyambut baik rencana penyelenggaraan perundingan CEPA putaran ke-5 pada tahun ini.
"Kami yakin bahwa finalisasi CEPA akan membawa perubahan dan meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral kita," katanya, dalam pernyataan resmi, Rabu (1/5/2024).
- Bidang Pertahanan
Mengenai kerja sama pertahanan, sebagaimana disampaikan Menteri Fidan, Retno mengatakan bahwa kedua negara sepakat untuk mengadakan pertemuan 2+2 dan menyambut baik dialog militer dan pertahanan yang sedang berlangsung.
Baca Juga
"Kami juga menyambut baik kerja sama strategis dalam pengembangan industri pertahanan," ujarnya.
Kedua negara melakukan produksi bersama pada Medium Weight Tank (MWT) dan berkomitmen untuk bekerja sama untuk pemasaran bersama.
- Berantas Kejahatan Transnasional
Dia menjelaskan bahwa kedua negara juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam pemberantasan kejahatan transnasional.
"Kami menyambut baik penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Keamanan sebagai payung kerja sama dan berharap MOU mengenai pemberantasan terorisme dan pemberantasan kejahatan transnasional dapat segera diselesaikan," ucapnya.
- Bidang Pembangunan
Dia mengatakan bahwa kedua negara juga membina kerja sama strategis dalam kerja sama pembangunan. Kedua negara adalah negara berkembang.
"Bersama-sama, kita dapat menawarkan peningkatan kapasitas dan proyek bersama untuk negara-negara Selatan," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa bagi Turki, Indonesia merupakan salah satu mitra pertama di kawasan Asia Pasifik yang membentuk mekanisme Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (HLSC).
Adapun menurutnya, HLSC diumumkan bersama oleh kedua Presiden di Bali, pada 2022. Selain itu juga membahas persiapan Pertemuan pertama HLSC awal tahun depan terutama mengenai potensi hasil nyata.
"Kami menugaskan para pejabat kami untuk mengidentifikasi lebih lanjut dan mempercepat penyelesaian perjanjian-perjanjian potensial dan hasil-hasil yang dapat dicapai demi keberhasilan penyelenggaraan HLSC Indonesia-Turki yang pertama," ucapnya.
- Isu Global
Retno menjelaskan bahwa Indonesia dan Turki adalah dua negara berkembang terkemuka dengan populasi Muslim yang besar dan pengaruh strategis di wilayah masing-masing.
"Kami adalah anggota G20, OKI, dan MIKTA. Saya sangat mengapresiasi, dukungan Turki terhadap Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022," katanya.
Menurutnya, Palestina adalah isu yang paling banyak didiskusikan dalam diskusi tersebut. Indonesia dan Turki mempunyai prinsip yang sama dalam kaitannya dengan Palestina.
"Diskusi kita hari ini juga menyoroti peran penting negara-negara Selatan sebagai pembangun jembatan dan penentu agenda dalam berbagai forum multilateral dan sebagai pendukung tata kelola global yang adil dan adil," tambahnya.