Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meliput di Korea Utara, Perhatikan Hal Ini (2)

Sedikitnya 130 jurnalis asing mengunjungi Korea Utara untuk meliput kongres pertama yang diadakan negara komunis tersebut dalam 36 tahun.
Tentara wanita Korea Utara/News.com.au
Tentara wanita Korea Utara/News.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 130 jurnalis asing mengunjungi Korea Utara untuk meliput kongres pertama yang diadakan negara komunis tersebut dalam 36 tahun.

Para jurnalis tersebut selalu dikawal dan para pengawal bertugas untuk menerjemahkan, memberitahu jurnalis tempat-tempat yangbisa dan tidak bisa dikunjungi, serta menyampaikan segala hal resmi mengenai hubungan dengan Amerika Serikat hingga cara yang pantas untuk menyebut sang pemimpin negara tersebut.

Berikut ini hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan selama berada di Korea Utara.

Amerika Serikat

Anda akan diceramahi panjang lebar jika ketahuan menyebut kata Amerika Serikat (United States). Tidak ada hal seperti hubungan dengan AS dalam kamus Korea Utara, yang ada hanya permusuhan atas kebijakan AS. Apapun kesulitan yang dihadapi Korea Utara saat ini diklaim sebagai kesalahan Amerika Serikat dan sekutunya Korea Selatan.

Jangan Pernah Ajukan ‘Pertanyaan yang Sulit’

Jawaban yang sering diberikan pengawal terhadap pertanyaan yang diajukan adalah:”Itu merupakan pertanyaan yang sulit.”

 “Kenapa saya tidak diizinkan keluar dari hotel sendirian?” termasuk sebagai salah satu pertanyaan yang sulit. Sementara itu, jawaban untuk pertanyaan sulit ini adalah: “Kesan buruk masyarakat mengenai Amerika sangat signifikan dan saya mungkin tidak akan bisa melindungi Anda.”

Pertanyaan sulit lainnya adalah mengenai nilai tukar resmi won terhadap dolar yang sebesar 100 won/dolar, sementara nilai tukar pasar mencapai 8.000 won/dolar dan pertanyaan ini akan dijawab dengan “Kita akan bertemu besok.”

Pertanyaan yang mengadung kritik terhadap pemimpin negara seringkali tidak diterjemahkan atau  tidak diindahkan sama sekali.

Tidak Boleh Menyebutkan Amerika, tapi ...

Kendati mereka mendewakan kebijakan negara yang mengedepankan kemandirian dan kualitas barang buatan dalam negeri, beberapa pengawal memiliki selera yang cukup baik.

Ketika diberitahu untuk membawa rokok sebagai pemberian bagi pengawal, beberapa jurnalis membuat kesalahan dengan membeli Marlboro Reds yang diproduksi di China. “Ini adalah barang bebas pajak dari China,” kata sorang pengawal dan menolak pemberian tersebut. Sang pengawal hanya menerima Marlboro yang diproduksi di Amerika atau Meksiko.

Bukan Pengawal, Hanya Pemandu

“Tugas seorang pengawal adalah untuk menyembunyikan hal-hal memalukan mengenai Korea Utara dari mata dunia,” ujar Ahn Chan Il, seorang pembelot Korea Utara yang mengepalai Institut Dunia untuk Studi Korea Utara yang berbasis di Seoul.

Dia mengatakan, ada banyak hal yang ingin disembunyikan oleh Korea Utara dan karena itulah para pengawal harus selalu berada disisi para jurnalis seolah-oleh mereka sedang memandu. Mereka juga memastikan bahwa para warga asing hanya mengambil foto yang diizinkan.

Komentar kritis mengenai Korea Utara bisa menjadi masalah serius bagi warga asing. Hal ini bisa berujung penahanan. Korea Utara mengharuskan warganya untuk tetap terjaga dan menghindari topik-topik menyangkut politik bahkan ketika sedang minum-minum dengan pengawal.

 Bahkan, tim yang bertemu dengan jurnalis di bandara tidak ingin disebut sebagai pengawal. “Saya tidak mengawal kamu, kami hanya memandu anda. Tolong panggil saya pemandu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper