Kabar24.com, BOGOR - Dosen Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Anuraga Jayanegara melakukan penelitian tentang manipulasi pakan ternak untuk mengurangi emisi gas metana yang dihasilkan.
Menurut Anuraga, pemberian pakan ternak ruminansia bertujuan agar ternak cepat tumbuh dan berkembang atau banyak memproduksi susu dengan mempertimbangkan dampak emisi gas metana yang dihasilkan ternak ruminansia terhadap lingkungan.
Menurutnya, manipulasi pakan ternak dengan mencampurkan tanin pakan adalah salah satu cara mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim yang disebabkan efek gas rumah kaca.
"Sebab, gas metana dari ternak ruminansia juga menjadi salah satu penyebab efek gas rumah kaca,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (3/5/2016).
Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, lanjutnya, turut berperan dalam peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Adapun, gas metana (CH4), tipikal emisi gas rumah kaca yang berasal dari kontribusi ruminansia berdampak pada pemanasan global.
Gas metana dihasilkan selama proses fermentasi pakan berserat di dalam rumen dan dikeluarkan ke lingkungan melalui ekskresi. Akibatnya lingkungan akan semakin tercemar karena meningkatnya gas metana di udara.
Dia menuturkan, hasil penelitiannya membuktikan pemanfaatan bahan pakan lokal yang mengandung tanin sebagai alternatif penurunan produksi gas metana.
Tanin
Dia menjelaskan, tanin merupakan senyawa metabolit sekunder tanaman atau polifenol yang banyak terdapat pada hijauan pakan ternak, bersifat antinutrisi, dan dapat menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi ternak secara berlebihan.
Lebih lanjut dia memaparkan, tanin juga dapat mengurangi produksi gas metana saat proses pencernaan berlangsung, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri metanogen yang memproduksi gas metana.
Menurutnya, jenis tanaman yang banyak mengandung tanin misalnya tanaman leguminosa atau kacang-kacangan.
"Caranya, mengekstrak tanaman tersebut, lalu diambil taninnya dan dijadikan pakan aditif,” katanya.
Dia menambahkan, terdapat dua cara mengetahui penurunan kandungan gas metana yang dihasilkan ternak ruminansia.
Pertama, melalui pengukuran gas metana dari hasil pertukaran gas yang terjadi saat ternak ruminansia dimasukkan ke dalam respiratory chamber.
Kedua, melalui simulasi in vitro, yaitu dengan mensimulasikan rumen ruminansia kemudian dimasukkan pakan yang mengandung tanin dan cairan rumen, lalu diukur produksi gas yang terjadi.