Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau perkembangan dampak gempa yang terjadi di Jepang. BNPB membentuk tim reaksi cepat untuk mengirimkan bantuan.
"Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB untuk terus memantau perkembangan dampak gempa Jepang. BNPB siap jika sewaktu-waktu diminta untuk mengirimkan bantuan ke Jepang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Sabtu (14/4/2016) malam.
Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang Selatan mengalami gempa sebanyak dua kali dalam pekan ini. Teranyar, gempa susulan dengan kekuatan 7,3 SR terjadi pada Sabtu pukul 01.25 waktu setempat atau Jumat (15/4/2016) pukul 23.25 WIB.
Sebelumnya, pada Kamis (14/4/2015), di terjadi gempa awal dengan kekuatan 6,4 SR pada pukul 21.27 waktu setempat atau 20.03 Wib. Pusat gempa di daratan dengan kedalaman yang dangkal yaitu 10 km pada permukiman yang cukup padat penduduknya.
Hingga saat ini Pemerintah Jepang masih melakukan penanganan darurat, khususnya pencarian dan penyelamatan korban. Data sementara, ada 13 orang tewas, puluhan orang masih tertimbun di reruntuhan bangunan dan lebih 44 ribu orang harus dievakuasi.
Peringatan dini tsunami telah dicabut, namun sebagian masyarakat masih belum berani ke daerah pantai. Personil militer ditambah hingga 20.000 personil tentara untuk melakukan penanganan darurat.
Logistik dan peralatan juga ditambah. Meski peringatan tsunami telah dicabut, setelah sempat diberlakukan, warga di tepi pantai tetap diminta waspada.
GEMPA JEPANG: BNPB Siapkan Tim Reaksi Cepat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau perkembangan dampak gempa yang terjadi di Jepang. BNPB membentuk tim reaksi cepat untuk mengirimkan bantuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 menit yang lalu
KPK: Gubernur Bengkulu Peras Anak Buah untuk Biaya Pilkada
1 jam yang lalu