Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT OKI: Negara Anggota Diimbau Bentuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif

Organisasi Kerja Sama Islam diimbau membentuk kemitraan ekonomi komprehensif demi meningkatkan kapasitas ekonomi negara-negara anggota.
Jusuf Kalla/Reuters-Beawiharta
Jusuf Kalla/Reuters-Beawiharta

Kabar24.com, JAKARTA—Organisasi Kerja Sama Islam diimbau membentuk kemitraan ekonomi komprehensif demi meningkatkan kapasitas ekonomi negara-negara anggota.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) di Istanbul, Turki, Jumat (15/4/2015) waktu setempat.

“Pembentukan kemitraan ekonomi komprehensif antar anggota OKI perlu diusung untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas ekonomi melalui kerja sama Selatan-Selatan,” paparnya dalam pidato.

Dari aspek ekonomi, menurut dia, mayoritas negara anggota OKI masih menghadapi tantangan ekonomi dan pembangunan. Untuk itu, solidaritas anggota OKI harus diwujudkan melalui kerja sama konkrit serta promosi perdagangan dan investasi antar negara-negara anggota.

Jika digabungkan, populasi anggota negara OKI mencapai 1,7 miliar jiwa, atau 22,7% dari total populasi dunia. Terlebih, jumlah penduduk usia muda negara anggota tercatat sebagai yang terbesar yakni mencapai 53,3%.

Adapun, produk domestik bruto (PDB) per kapita rata-rata mendekati US$ 10.000. Negara-negara anggota OKI juga memiliki sekitar dua pertiga cadangan minyak dan gas dunia yang merupakan aset kolektif berharga.

“Aset itu harus digunakan bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan global,”tegasnya.

Menurut dia, negara anggota OKI harus memperkuat persatuan dan berkontribusi menghadapi tantangan komunitas internasional. Sudah waktunya OKI mengubah pandangan, keluar dari zona nyaman, serta melakukan pendekatan business as usual.

“Kita perlu menciptakan organisasi yang lebih efektif dan menjamin manfaat penuh bagi para anggota. Untuk itu, organ dan institusi OKI harus direvitalisasi dan direformasi,”tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper