Bisnis.com, BARCELONA - Para ilmuan menemukan bahwa sisa makanan berperan penting dalam peningkatan panas bumi dan cuaca ekstrim.
Mengurangi sampah sisa makanan di seluruh dunia dipercaya akan membantu mengurangi emisi gas yang dipercaya berperan dalam peningkatan pemanasan global serta. Tindakan ini juga bisa meminimalisir beberapa dampak perubahan iklim seperti cuaca yang lebih ekstrim dan kenaikan permukaan air laut.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) menyebutkan bahwa mengurangi sampah makanan bisa mencengah peningkatan emisi pertanian sebesar 14% hingga 2050. Hal ini dapat direalisasikan dengan sistem pengelolaan dan distribusi makanan yang lebih baik.
“Pertanian adalah faktor penting dalam perubahan iklim dan bertanggung jawab atas 20% emisi rumah kaca global pada 2010,” sebut asisten penulis riset Prajal Pradhan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/4/2016).
"Dengan tidak menyisakan makanan dapat membantu mencegah emisi gas buang dan mengurangi perubahan iklim.”
Sekitar 30%-40% makanan yang diproduksi di dunia tidak dikonsumsi sama sekali karena terbuang selama masa panen dan distrubusi atau dibuang oleh toko atau konsumen.
Penelitian tersebut mengingatkan jumlah makanan terbuang diprediksi meningkat secara drastis jika negara berkembang seperti Cina mengadopsi pola makan warga Barat seperti mengkonsumsi lebih banyak daging.