Kabar24.com, PEKANBARU— Seto Mulyadi atau kerap disapa Kak Seto, Ketua Dewan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta Provinsi Riau membentuk tim Satgas Khusus Anak karena kejadian mutilasi bocah Anjelika Pardede (11) di Kampar Riau belum terungkap .
“Riau harus membentuk tim satgas khusus anak bekerja sama antara Pemerintah, KPAI Riau dan Polda Riau. Tim ini juga harus dibentuk hingga ke Kabupaten dan desa,” katanya saat berada di Pekanbaru, Selasa (29/3/2016).
Dia menjelaskan penanganan serta perlindungan terhadap anak di bawah umur masih perlu dilakukan, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari ibu kota. Kasus pembunuhan anak di bawah umur dan perdagangan anak kerap terjadi, belakangan ini.
Hingga saat ini, Polda Riau masih belum menemukan titik terang terkait kasus mutilasi itu. Penyidik belum mengetahui apa motif karena minim saksi. Namun, Kak Seto mengapresiasi langkah Polda Riau yang mengambil alih kasus itu dari Polsek Siak Hulu, Kampar.
Sementara itu, orang tua korban, Salomon Pardede berharap polisi dapat menemukan pelaku. Semenjak 10 Maret silam, Anjelika dinyatakan hilang. Anjelika diketahui pergi bersama orang tak dikenal.
Warga menemukan tulang belulang dan baju Anjelika di sekitar kebun kelapa sawit, tak jauh dari rumahnya di Desa Pandau Jaya, Kecamatan Sak Hulu. Dia juga berharap bahwa tulang belulang yang ditemukan tak jauh dari rumahnya itu bukanlah jasad anaknya.
“Dia menghilang selama beberapa hari. Saya sempat melapor ke Polsek Siak Hulu. Namun, tidak ada tanggapan,” ungkapnya.