Bisnis.com, BANDUNG - Bencana banjir yang kerap terjadi secara tahunan di daerah Bandung bagian selatan yang notabene kawasan industri, dikhawatirkan dapat menggiring pengusaha untuk merelokasi pabriknya.
Deputi Direktur sekaligus Kepala Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Azka Subhan menyatakan dampak banjir dapat mengancam kelangsungan industri di kawasan Bandung Selatan.
“Kalau persoalan ini terjadi terus menerus, bisa-bisa perusahaan yang ada di situ akan cabut. Belum masalah UMR [upah minimum regional], sudah kena tambahan masalah banjir,” katanya saat ditemui selepas Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Senin (14/3/2016).
Dia mengingatkan sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian Tanah Priangan dengan kontribusi mencapai sekitar 40% terhadap laju pertumbuhan ekonomi, apalagi tahun ini diharapkan sektor tersebut menjadi pemicu peningkatan ekspor dan investasi.
“Kalau nanti banjir terjadi terus menerus, ekspornya yang menjadi penghela [perekonomian] menjadi berkurang. Investasi kita di bidang industri, yang seharusnya menjadi penghela pada 2016, juga bisa berkurang,” ujarya.
BI Jabar menyatakan belum melakukan assessment di daerah industri yang terkena bencana banjir itu, terkait industri yang terkena dampak dan besaran dampak terhadap industri, hingga lebih luas lagi soal pengaruhnya terhadap pertumbuhan Jabar.
“Kami hanya bisa mengharapkan masalah banjir ini ditangani bersama-sama karena masalah ini akan berpengaruh terhadap perekonomian. Cuma magnitude-nya, kami belum tahu persis. Tetapi pasti ada dampaknya. Ada hitungannya,” ucapnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Rosmaya Hadi menuturkan penanganan banjir di kawasan Bandung Selatan harus dilakukan secara menyeluruh, terlebih ekses dari banjir tersebut pada kelanjutannya akan mempengaruhi perekonomian.
“Masalah banjir tidak bisa disikapi secara parsial, kita harus petakan. Ini kenapa banjir kok bisa langganan begitu? Untuk jangka pendek, kita bisa membantu melalui program sosial, tetapi itu tidak menyelesaikan persoalan,” paparnya.
Dia menuturkan bencana banjir tidak hanya bisa berdampak pada pelaku industri bersangkutan, jika tidak kunjung tertangani, banjir juga akan berdampak terhadap stabilitas sistem keuangan dan lebih-lebih pada pertumbuhan ekonomi.
“Larinya [masalah tersebut] adalah ketika suatu industri kemudian bermasalah, misalnya banjir, profit jadi berkurang. Padahal pelaku industri harus membayar kredit ke perbankan. Bisa seperti itu,” ungkapnya.