Kabar24.com, JAKARTA - Aksi Perempuan Indonesia (Api) Kartini menyatakan kaum perempuan saat ini belum mendapatkan hak dan perlindungan yang layak dari negara. Oleh karena itu, organisasi itu mendesak negara atas tujuh hal.
Minaria Christyn Natalia, Ketua Umum Api Kartini, menyatakan Hari Perempuan Sedunia adalah momentum untuk memfokuskan dunia pada kepentingan dan masalah perempuan.
Dia mengatakan saatnya perempuan membangun jaringan, menyusun strategi dan bergerak untuk perubahan.
"Peringatan Hari Perempuan Sedunia tahun ini, Indonesia masih ditengarai darurat kekerasan terhadap perempuan," kata Minaria dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
"Jenis kekerasan yang paling banyak adalah kekerasan seksual dan dalam ranah privat. Bahkan mayoritas korbannya masih berada di bawah umur," ujarnya.
Oleh karena itu, Api Kartini mendesak negara untuk melakukan tujuh hal sebagai berikut:
- Menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di bawah umur. Negara harus hadir dalam memberi perlindungan dan menekan angka kekerasan.
- Menghentikan diskriminasi terhadap perempuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Negara bertanggung jawab membangun serta mendukung ekonomi kerakyatan dan menghentikan praktik ekonomi neo-liberal yang memiskinkan perempuan.
- Negara harus menghentikan praktik perdagangan manusia yang menjadikan perempuan dan anak sebagai komoditas.
- Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif terhadap perempuan dan anak.
- Meningkatkan infrastruktur dan akses pelayanan kesehatan bagi perempuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI).
- Menuntut kepada pemerintahan Jokowi-JK agar lebih memperhatikan nasib kaum perempuan, yaitu dengan memberikan perlindungan dan kesejahteraan terhadap kaum perempuan. Tentunya, hal tersebut akan berhasil jika pemerintahan Jokowi-JK sungguh-sungguh dan konsisten menjalankan program nawacitanya.