Bisnis.com, PADANG—Sepanjang bulan Februari 2016, Sumbar mengalami inflasi 0,73% atau tertinggi di Tanah Air. Padahal secara nasional justru terjadi deflasi 0,09%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko mengatakan terjadi peningkatan inflasi Sumbar menjadi 0,73% per Februari, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 0,05%.
“Anomali, karena secara nasional deflasi, tetapi di regional Sumbar justru mengalami inflasi,” katanya, Jumat (4/3/2016).
Secara tahunan, laju inflasi Sumbar berada pada level 5,95%. Inflasi tahun berjalan tercatat sebesar 0,78%.
Puji menyebutkan dua kota yang menjadi tolok ukur ekonomi Sumbar yakni Padang dan Bukittinggi mengalami laju inflasi yang bertolak belakang. Padang misalnya, inflasi 0,86% dan Bukittinggi deflasi 0,21%.
Adapun, kelompok volatile food menjadi sumber utama inflasi sebesar 1,51%. Sementara, kelompok barang yang diatur pemerintah atau administered price dan inflasi inti masing-masing tercatat 0,87% dan deflasi 0,77%.
“Komoditas beras dan cabai merah kembali memberikan sumbangan yang tinggi terhadap inflasi Sumbar,” ujarnya.
Dia meminta pemda Sumbar meningkatkan upaya pengendalian inflasi di daerah itu, dengan memastikan mobilitas barang komoditas harian, ketersiaan pasokan, dan membangun ekspektasi masyarakat agar harga tetap terkendali.