Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENCATUTAN NAMA: Ini Alasan Rinci Presiden Berang di Twitter

Juru Bicara Presiden Johan Budi./Bisnis.com
Juru Bicara Presiden Johan Budi./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara mengejutkan berkicau sedikit keras pada Kamis, 21 Januari 2016. Kicauannya di akun Twitter resmi miliknya itu pun kemudian mengundang pertanyaan, informasi apa yang didapat Sang Presiden, hingga berkicau begitu tegas di media sosial. 

Kicauan tegasnya tersebut terkait dengan upaya pencatutan nama Presiden dan keluarganya untuk memuluskan kepentingan pribadi. Twit tersebut pun dilengkapi dengan inisial Jkw, sebagai tanda bahwa pernyataan itu keluar langsung dari dirinya.

“Siapapun catut nama saya [keluarga/relawan/pejabat/lainnya], minta jabatan/proyek, abaikan saja. Pemerintahan bersih harus dipraktikkan,” kicau Presiden melalui akun Twitter-nya.

Siapapun akan kaget dengan kicauan Presiden yang diposting pagi hari itu, karena biasanya akun tersebut berisi pernyataan terkait dengan isu terkini atau kebijakan yang baru diambil pemerintah.

Istana pun saat itu masih relatif senyap dengan isu yang terkait langsung dengan Presiden langsung. Ketika itu, pemerintah disibukkan dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking kereta api cepat di Jawa Barat, dan pembahasan revisi UU No. 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Johan Budi, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, mengatakan kicauan Presiden itu berlaku umum dan tidak mengarah kepada satu kejadian tertentu. Hal tersebut menjadi semacam peringatan bahwa pemerintahan memang harus benar-benar bersih.

“Soal ada pihak yang mengaku dekat atau utusan, atau apapun namanya, tentu bisa terjadi, dan tidak hanya di lembaga Kepresidenan,” katanya.

Johan pun menegaskan Presiden memang menginginkan pemerintahan yang bersih tidak sekedar menjadi slogan, tetapi dilaksanakan dalam praktik pemerintahan yang zero tollerance terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Pernyataan Johan pun diamini Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang mengatakan Presiden sedang membangun tradisi baru dalam sistem pemerintahan yang terbuka, sehingga tidak ada lagi pihak yang mengatasnamakan dirinya untuk hal yang bersifat kepentingan pribadi.

Pramono pun menyebut kicauan Presiden tersebut sebagai penegasan bahwa tidak ada yang mencatut namanya untuk kepentingan pribadi, termasuk oleh keluarganya sendiri, para pejabat negara, dan relawan.

Presiden pun telah meminta seluruh pembantunya untuk segera melaporkan kepada dirinya apabila menemukan pihak-pihak yang mencatut namanya untuk keperluan pribadi. Presiden tidak ingin hal yang umum terjadi itu menimpa dirinya.

“Yang jelas Presiden memiliki banyak mata dan telinga. Ada Lembaga Sandi Negara, BIN, BNPT, dan semuanya memiliki alat untuk mengetahuinya,” ujarnya.

Peringatan untuk tidak mencatut nama Presiden, lanjut Pramono, dikeluarkan saat sejumlah kementerian melakukan lelang untuk proyek strategis. “Yang jelas Presiden memberikan warning secara terbuka agar tidak dilakukan siapa pun dan jangan ada yang terpancing,” ucapnya.

Asal tahu saja, belum lama ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan anggota Komisi V DPR dari PDI Perjuangan Damayanti Wisnu Putranti sebagai tersangka, setelah tertangkap tangan dalam dugaan upaya penyuapan.

Damayanti diduga terlibat dalam kasus dugaan suap untuk mengamankan proyek jalan di Ambon yang masuk dalam anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

KPK mengamankan uang tunai dengan total Sin$99.000 saat operasi tangkap tangan tersebut, dan total commitment fee dalam kasus itu mencapai SIN$404.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper