Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relokasi Pasar Johar: Bakal Jadi Pertumbuhan Ekonomi Baru Jawa Tengah

Bagi pedagang, kebakaran pasar bukan hanya berdampak kerugian materiil. Lebih dari itu, psikologi mereka turut berpengaruh. Jika tidak kuat, pedagang bisa menjadi depresi berat yang berujung pada kematian.
Pasar Johar, Semarang, sebelum terbakar./Antara
Pasar Johar, Semarang, sebelum terbakar./Antara

Kabar24.com, SEMARANG -- Kebakaran pasar tradisional seperti di Pasar Johar mematikan sendi-sendi ekonomi kaum menengah ke bawah, terutama pedagang yang memiliki kios di dalamnya. Pundi-pundi rupiah yang diterima setiap hari terhenti karena musibah tersebut.

Bagi pedagang, kebakaran pasar bukan hanya berdampak kerugian materiil. Lebih dari itu, psikologi mereka turut berpengaruh. Jika tidak kuat, pedagang bisa menjadi depresi berat yang berujung pada kematian.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Sirahman, pedagang Pasar Johar Semarang Jawa Tengah. Pria paruh baya itu berjuang sekuat tenaga untuk dapat bertahan menggeluti dunia perdagangan dan tetap berprofesi sebagai pedagang kendati modal kian terkikis.

“Awalnya memang syok. Bingung, gimana nasib ke depan. Apakah bisa pulih seperti semula,” terangnya di sela-sela Peresmian Relokasi Pasar Johar, Rabu (20/1/2016).

Dalam kebimbangan itu, Sirahman menyadari bahwa musibah tersebut tidak dialami seorang diri.

Ada 4.917 pedagang bernasib sama.

Dukungan keluarga dan kolega itulah yang menguatkan hatinya untuk bertahan berjualan pakaian.

Apalagi, pemerintah setempat berjanji akan membangun kembali pasar terbesar di Jawa Tengah tersebut.

“Kerugian puluhan juta, mungkin bisa sampai ratusan juta. Saya tidak berpikir hanya nilai, tapi bagaimana usaha dapat bangkit lagi,” tegasnya.

Kebakaran pasar itu juga menyedot perhatian semua pihak.

Menteri Perdagangan pada awal Kabinet Kerja, Rachmat Gobel langsung terjung ke lokasi sehari setelah kebakaran yang terjadi pada Sabtu (9/5/2015) malam tersebut.

Dalam kunjungannya, Rachmat Gobel menyatakan pemerintah berjanji membantu proses pembangunan pasar tradisional yang menampung ribuan pedagang itu.

Komitmen pemerintah, revitalisasi pasar bernilai sejarah dan salah satu cagar budaya itu tanpa melibatkan investor dari luar.

Artinya, dana pembangunan merupakan gabungan dari dari pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jateng dan Pemerintah Kota Semarang.

Musibah kebakaran Pasar Johar juga mendapat sorotan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi).

Organisasi yang berkantor di Jakarta Pusat itu menuding pemerintah daerah setempat tidak sigap mengantisipasi hal terburuk yang bakal menimpa nasib pedagang.

Dalam kurun Januari-April 2015, Ikappi merilis data bahwa terdapat 50-an pasar tradisional kategori besar dan 90 pasar tradisional kategori kecil yang dilalap si jago merah.

Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri berpendapat, kebakaran yang diakibatkan oleh korsleting merupakan kejadian berulang dan menjadi pembenaran dari pemerintah daerah setempat.

“Mestinya ada antisipasi ekstra agar kebakaran itu tidak melahap semua bangunan pasar,” tegasnya.

Di sisi lain, perbankan di Jateng bahu membahu membantu pedagang Pasar Johar dengan mengucurkan dana bantuan sosial senilai Rp11,8 miliar.

Bantuan itu akan diberikan kepada 3.760-an pedagang yang kiosnya ludes terbakar.

Adapun, Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng memberikan bantuan secara bertahap.

Tahap awal, Bank Jateng menggelontorkan bantuan senilai Rp789 juta kepada 337 pedagang pada 15 Juli tahun lalu.

Tahap kedua, bantuan senilai Rp1,14 miliar diberikan kepada kelompok usaha daging, kelompok usaha sembako, kelompok usaha sandang dan sejumlah kelompok usaha lainnya dengan nilai berbeda.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan pasar darurat Pasar Johar terletak di belakang Masjid Agung Jawa Tengah dengan luasan 66.000 meter persegi.

Adapun anggaran pembangunan relokasi Pasar Johar terdiri dari Rp37 miliar dari Pemkot Semarang dan Rp13 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Politikus PDIP itu berpesan kepada pedagang untuk tidak menjual lapak dagangan kepada orang lain.

Pasalnya, sebelum peresmian dilakukan ada isu jual beli los yang menampung 4.800 pedagang.

“Kalau ada yang jual beli, saya sikat. Segera lapor ke kami. Kami bangun dengan serius, malah dijual belikan. Pokoknya laporkan siapa orangnya,” tegasnya.

Ganjar mengakui kebakaran Pasar Johar sempat mengganggu roda perekonomian Jawa Tengah.

Enam bulan sebelumnya, Pasar Klewer di Kota Solo Jawa Tengah juga mengalami kebakaran yang merugikan 3.900-an pedagang.

Namun demikian, pihaknya berharap semua pedagang bisa masuk ke pasar darurat paling lambat pertengahan Februari 2015.

“Pasar ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” tutur Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper