Kabar24.com, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti menyatakan pihaknya akan mengevaluasi Operasi Camar Maleo, menyusul belum tertangkapnya Santoso, gembong teroris pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut dia Santoso merupakan target utama, tapi ke depan operasi akan berkonsentrasi pada pembatasan gerak mereka. Santoso, ujar Badrodin, sekalipun tertangkap akan muncul Santoso-santoso lainnya.
"Santoso satu meninggal yang lain akan muncul. Evaluasi tidak diukur dari situ, tapi seberapa jauh efektivitas gerakan yang mereka lakukan dalam hal mengganggu keamanan," katanya kepada wartawan di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Berdasarkan evaluasi tahun lalu terdapat sekitar 28 orang yang tertangkap termasuk dua pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Berkaca pada hal itu ada sejumlah alternatif yang akan ditempuh seperti pengetatan gerak dan penambahahan kekuatan personel.
"Bahan evaluasi ini yang akan kami ambil untuk membuat keputusan selanjutnya," kata Badrodin.
Sejauh ini Polri telah menggelar Operasi Camar Maleo sebanyak empat kali untuk menumpas kelompok teroris Santoso yang berada di Poso, Sulawesi Tengah. Operasi Camar Maleo tahap IV dijadwalkan akan berakhir pada Januari tahun ini.
Meskipun Santoso belum tertangkap, sejumlah pentolan kelompok tersebut berhasil dibekuk seperti Daeng Koro. Selain itu tak sedikit pula personel Polri yang gugur dalam medan pertempuran pemburuan Santoso tersebut.