Bisnis.com, JAKARTA--Kemampuan rata-rata masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dalam berkomunikasi di depan umum dibandingkan dengan negara-negara lain, meskipun kemampuan itu terus meningkat.
Demikian dikemukakan praktisi komunikasi Nitesh Gianchandani dalm satu diskusi bertema Public Speaking, Selasa (22/12/2015).
Menurutnya, salah satu penyebab rendahnya kemampuan berkomunikasi tersebut adalah rendahnya kemampuan menyampaikan ide dan pandangan. Padahal, kemampuan itu akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang ataupun sebuah bangsa untuk melakukan hal-hal besar, ujar Nitesh.
Berbicara di depan umum adalah tentang mengekspresikan pesan kepada pendengar, tidak peduli apa teknik yang kita gunakan kecuali pesan kita didengar dan dimengerti. Di sinilah kekurangan kita, yang perlu diperbaiki, ujar pria yang aktif dalam organisasi Toastmasters International yang juga menjadi mentor di Jakarta Toastmasters Club tersebut.
Menurut Nitesh, kelemahan dalam komunikasi publik adalah akibat kurangnya empati. Kekuarangan itu, ujarnya, membuat seseorang kesulitan dalam membuat pesannya didengar dan pandangannya dimengerti oleh orang lain.
Orang-orang berpikir yang terpenting adalah aksen atau bahasa, atau tentang gaya berbicara yang membedakan kelas dunia dengan kelas biasa, tetapi ini sebenarnya soal empati, kata Nitesh kepada wartawan.
Dia mengatakan dasar dari public speaking adalah untuk mentransfer ide, pandangan, atau pesan dari satu pikiran kepada orang lain. Untuk memunculkan kemampuan itu, lanjut Nitesh, bisa diasah melalui pelatihan.
Kita berinvestasi di saham, perdagangan, properti, tetapi sering kali lupa untuk berinvestasi pada diri sendiri, termasuk mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri melalui public speaking, ujarnya.
Pada bagian lain dia mengatakan Indonesia yang termasuk negara berpenduduk terbesar di dunia sudah waktunya menjadi tuan rumah bagi pembicara kelas dunia.