Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Waspadai Libya Bakal Jadi Surga Bagi ISIS

Menteri Pertahanan Prancis, dalam tanggapan diterbitkan Sabtu (5/12/2015), memperingatkan ada peningkatan ancaman Libya menjadi surga bagi petempur kelompok IS, bahkan saat negara Barat menyasar kelompok itu di Irak dan Suriah.
ISIS/dw.de
ISIS/dw.de

Bisnis.com, PARIS --  Menteri Pertahanan Prancis, dalam tanggapan diterbitkan Sabtu (5/12/2015), memperingatkan  ada peningkatan ancaman Libya menjadi surga bagi petempur kelompok IS, bahkan saat negara Barat menyasar kelompok itu di Irak dan Suriah.

"Kami melihat pejuang asing tiba di wilayah Sirte (Libya utara), yang -jika gerakan kami di Suriah dan Irak berhasil dalam mengurangi jangkauan wilayah Daesh (IS)- bisa lebih banyak," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian kepada mingguan "Jeune Afrique".

Le Drian mengesampingkan campur tangan militer di Libya, tetapi memperingatkan Barat harus mencoba membina persatuan di Libya dalam menghadapi ancaman tersebut.

"Itu ancaman utama dan itulah mengapa harus ada betul-betul pemahaman di antara warga Libya," kata Le Drian.

Pengamat percaya Libya akan memberikan lingkungan yang kurang ramah bagi IS dibandingkan Suriah dan Irak.

Tapi Tripoli terhambat dalam menyajikan sebuah front bersatu saat pemerintah yang saling bersaing berebut memperoleh kekuasaan - aliansi milisi termasuk kelompok Islam yang menyerbu Tripoli pada bulan Agustus 2014, dan pemerintahan yang diakui secara internasional yang melarikan diri ke Libya timur.

Kekacauan saat ini di Libya, dengan kelompok milisi yang bersaing sejak penggulingan dan kematian diktator Moamer Gaddafi pada 2011, telah memungkinkan IS untuk membangun pengaruh, terutama di kota pesisir Gaddafi, Sirte, di timur Tripoli.

Terdapat kekhawatiran meluas bahwa kelompok itu memanfaatkan pertikaian suku lebih jauh ke Afrika.

Dengan mengakui bahwa IS meningkatkan jangkauan ke Libya, Le Drian mengaku takut bahwa pada akhirnya kelompok itu bisa membentuk satu dari dua bahaya kelompok itu dalam hubungannya dengan Boko Haram, yang berjanji setia kepada sesama rekan milisi mereka pada bulan Maret dan yang telah membawa teror ke Nigeria, Niger, Chad dan Kamerun.

"Ada bahaya utama dari jaringan yang ditempa dengan Boko Haram," kata Le Drian, seraya mendesak pemerintah yang saling bersaing di Libya untuk sepakat dan mendesak negara tetangga, Aljazair dan Mesir, untuk membangun saluran diplomatik.

Tapi Le Drian menegaskan bahwa Prancis tidak akan menyetujui tindakan militer setidaknya saat Libya terpecah belah.

"Itu tidak ada dalam agenda. Seseorang tidak dapat melepaskan Libya dari tanggung jawab mereka dengan menyarankan mungkin suatu hari ada intervensi. Mereka harus menemukan solusi sendiri," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper