Kabar24.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengakui memberikan rekaman percakapan antara dirinya dengan Ketua DPR Setya Novanto terkait dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden kepada Menteri ESDM Sudirman Said.
Perkataan Maroef hari ini senada dengan apa yang dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said saat menjadi saksi di sidang MKD, Rabu (2/12/2015).
"Pak Menteri Sudirman Said pernah meminta setiap perkembangan di Freeport agar dilaporkan. Saya lupa waktunya yang pasti bulan Juni," ujarnya saat memberikan keterangan di ruang sidang MKD, Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis, (3/12/2015).
"Saya sampaikan, saya meminta arahan. Saya bertemu Ketua DPR dan ada masalah perpanjangan kontrak dan divestasi saham," jelas Maroef.
"Menteri bilang, siapa yang hadir, saya sendiri," tambahnya.
Selanjutnya, Maroef mengakui dirinya memberikan rekaman tersebut di kantor Kementerian ESDM.
Dia mengatakan dirinya memberikan transkrip percapakan tersebut kepada Sudirman Said.
"Saya sampaikan itu ke Pak Menteri. Saya merekam itu, terkait hal itu. Pak Menteri bilang, tolong sampaikan transkrip atau rangkuman percakapan itu. Saya sampaikan rangkumannya. Saya kasih di kantornya," ujar Maroef.
Lalu, Maroef mengatakan bahwa Sudirman Said tidak membenarkan apa yang telah dikatakan oleh pimpinan DPR dengan membawa-bawa nama kepala negara.
"Ini tidak benar, " begitu Maroef berkata menirukan kata kata Sudirman Said.
"Pak Menteri bilang ini tidak benar. Sepeti yang saya duga, ini adalah hal yang salah. Ini terkait dengan kepala negara yang disebut-sebut namannya," lanjut Maroef.
"Saya tidak memberikan saran apapun. Saya hanya meminta arahan. Pak Menteri minta rekaman lengkap. Saya berikan itu kepada menteri. SS bilang ini akan saya laporkan," jelas Maroef.