Kabar24.com, JAKARTA -- Rektor Universitas Kristen Petra Surabaya Rolly Intan mengatakan Indonesia memang belum memiliki strategi yang jelas terkait pemanfaatan potensi sumber daya manusia yang ada.
Meskipun upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui banyaknya beasiswa, namun justru upaya untuk memelihara lulusan-lulusan yang dihasilkan tersebut belum maksimal.
"Setelah mereka [yang diberi beasiswa] menjadi doktor, kita mampu pelihara mereka tidak. Inilah yang kerap tidak terpikirkan. Berapa banyak doktor-doktor asal Indonesia yang ada di luar negeri yang berhasil kita pulangkan ke tanah air," tuturnya ketika ditemui disela-sela Temu Wicara Nasional di Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Selain masih minimnya pemberdayaan anak bangsa, dia menuturkan, permasalahan mutu pendidikan juga belum akan selesai jika investasi dana yang dikucurkan pemerintah masih terbatas. Dia menuturkan, mutu perguruan tinggi sangat dipengaruhi nilai student unit cost (SUC) yang dikeluarkan setiap instansi untuk masing-masing mahasiswa per tahunnya.
Nilai SUC didapatkan melalui perbandingan dana operasional perguruan tinggi dibagi jumlah mahasiswa. Dia mencontohkan, di Jepang SUC yang dikeluarkan Tokyo University mencapai lebih dari Rp 600-700 juta per tahun. Sementara di Harvard University SUC nya sangat tinggi mencapai Rp 2,1 miliar per mahasiswa per tahun.
"Dan mayoritas mahasiswanya kuliah dengan gratis. Artinya SUC nya tinggi, namun itu ditutupi oleh subsidi dari pemerintah. Mutu pendidikan yang baik, sangat dipengaruhi investasi dana yang ditanam pemerintah," katanya.