Bisnis.com, PADANG— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja perbankan di Sumatra Barat masih tetap menjanjikan meski mengalami perlambatan dan potensi kenaikan rasio kredit bermasalah.
Kepala OJK Perwakilan Sumbar Indra Yuheri menyebutkan per September 2015 aset perbankan Sumbar masih tumbuh 10,4% dari Rp48,74 triliun menjadi Rp53,80 triliun, tetapi jumlah itu melambat dari tiga bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 13%.
“Masih cukup menjanjikan, meski pertumbuhan mengalami perlambatan dari sisi DPK, dan adanya potensi kredit bermasalah yang meningkat, tetapi masih dalam batas wajar,” katanya kepada Bisnis.com belum lama ini.
Dia menyebutkan perbankan mesti lebih kreatif mengejar dana murah dan menekan rasio kredit bermasalah atau (nonperforming loan/NPL) untuk menjaga rasio intermediasi atau (loan to deposit ratio/LDR).
Adapun, NPL perbankan Sumbar sudah mencapai 3,1% menyusul naiknya NPL sektor perdagangan yang mencapai 5,5% dan sektor pertanian 5,1%.
Lemahnya perekonomian akibat anjloknya harga komoditas menyebabkan kemampuan bayar debitur menurun.