Kabar24.com, JAKARTA -- Setelah 1 pekan uji kompetensi guru (UKG) berlangsung, berdasarkan informasi dari posko pengaduan UKG 2015 yang dibuka oleh Federasi Serikat Guru Indonesi (FSGI), terdapat laporan dari Pandeglang, Banten tentang adanya joki yang tertangkap sedang UKG di salah satu SMKN di kabupaten Pandeglang.
“Saat dimintai keterangan oleh Dinas Pendidikan Pandeglang, guru yang mengajar di jenjang sekolah dasar (SD) tersebut meyatakan membayar jasa joki untuk UKG karena dirinya sudah berusia lanjut dan gagap teknologi (gaptek), sementara itu yang bersangkutan juga ketakutan jika hasil UKG akan mempengaruhi penghapusan tunjangan sertifikasinya,” ungkap Sekjen FSGI, Retno Listyarti, melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Selain masalah joki UKG, kata Retno, laporan yang masuk ke posko pengaduan adalah kebocoran soal UKG yang di foto melalui ponsel peserta yang kemudian disebar luaskan melalui pesan bergambar kepada guru lain rekan sejawatnya.
Ada juga laporan seorang peserta UKG yang berhasil memfoto seluruh soal yang dia kerjakan dengan ponselnya, kemudian soal tersebut di share dari whatshap ke whatshap sehingga soal UKG bocor dan terpaksa dihentikan di wilayah tersebut untuk beberapa waktu," paparnya.
Selain kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan UKG, Guru juga mengeluhkan mata pelajaran yang tidak ada lagi dalam Kurikulum 2013.
"Pengaduan guru lainnya adalah yang namanya tidak ada dalam daftar peserta UKG karena kesalahan pihak Dinas Pendidikan setempat," paparnya.
Adapun laporan berasal dari wilayah Bone (Sulawesi Selatan), Sulawesi Utara, Medan (Sumatera Utara), Cikarang, Bekasi, Depok dan Garut (Jawa Barat), Pandeglang, Lebak dan Tangerang Selatan (Banten), Jakarta Utara dan Jakarta Timur (DKI Jakarta), Purbalingga, Semarang dan Purwokerto (Jawa Tengah), Kota Mataram dan Bima (Nusa Tenggara Barat).
