Kabar24.com, JAKARTA -- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) mengaku terdapat penurunan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Namun hal ini terjadi bukan karena adanya pelemahan ekonomi yang kini menerpa Indonesia.
Ketua Aptisi Edy Suandi Hamid mengatakan, memang ada beberapa PTS yang mengalami penurunan mahasiswa baru PTS. Itu terjadi akibat kalah bersaing dengan PT baru dan besar.
“Kalaupun ada penurunan di satu PTS, itu karena persaingan dengan PT baru,” ujar Edy saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Menurut dia, PTS harus harus mampu bersaing agar tidak kehilangan peminat. Dengan demikian dapat bertahan di tengah gempuran apapun termasuk melemahnya ekonomi yang jelas mempengaruhi besaran anggaran.
“PTS yang tidak bisa bersaing jelas akan terpinggirkan,” kata dia.
Menurut Edy, PTS harus mampu memperbaiki mutunya. Dengan demikian bisa menarik minat mahasiswa baru. Selain itu, berdampak pula pada kualitas lulusannya juga jika mutu diperbaiki lagi. Sejauh ini, Edy mengaku jumlah PTS semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Bahkan, jumlahnya sudah mencapai 4000 PTS hingga kini. Dari semua PTS itu, seleksi alam terhadap mereka pun pasti terjadi. Dengan kata lain, beberapa di antaranya pasti ada yang tidak bisa bertahan lama karena kalah saing.
Untuk bisa meningkatkan mutu, hal ini memang tidak terlepas dari anggaran. Sementara pada saat ini APBN Pendidikan Tinggi (Dikti) tidak ada kenaikan. Karena itu, Edy menyarankan agar PTS bisa mengefesiensikan angarannya dengan benar. Anggaran pada proses akademik tidak boleh boros. Ia mencontohkan, penggunaan listrik perlu dihematkan sehingga bisa mengefesiensikan anggaran yang dimiliki.