Bisnis.com, PADANG - Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat di kuartal III/2015 mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, atau hanya tumbuh 4,71%.
Sementara itu per September 2014, daerah itu masih mampu mencatatkan pertumbuhan 5,5%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Yomin Tofri menyebutkan perlambatan ekonomi disebabkan tekanan ekonomi global, penurunan harga komoditas ekspor, serta belum optimalnya belanja infrastruktur pemerintah.
"Tumbuh cukup baik 4,71%, walaupun sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahu lalu, sebesar 5,50%," ujarnya, Kamis (5/11/2015).
Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sumbar dari sisi produksi ditopang sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,98%, penyediaan akomodasi dan makan minum 9,94%, dan jasa pendidikan sebesar 9,63%.
Adapun, struktur pertumbuhan ekonomi Sumbar masih didominasi oleh tiga kategori utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan yang berkontribusi hingga 25,65%, perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil, sepeda motor 14,70%, dan transportasi dan pergudangan 11,85%.
Sementara itu, sumber pertumbuhan ekonomi daerah itu ditopang pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 0,96%, konstruksi 0,67% dan informasi dan komunikasi sebesar 0,62%.
Pertumbuhan itu, menyebabkan produk domestik regional bruto (PDRB) Sumbar mencapai Rp48,44 triliun berdasarkan harga berlaku kuartal III/2015, dan Rp35,66 triliun atas dasar harga konstan 2010.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Sumbar secara komulatif sepanjang tahun ini tumbuh 5,16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dari sektor informasi dan komunikasi 10,67%, serta komponen ekspor luar negeri tumbuh 12,66%.