Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BENCANA ASAP: Pejabat Gubernur Kalteng Marah-marah

Pejabat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Hadi Prabowo, kesal dan marah, karena sering dipermalukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi sejak bencana kabut asap.
Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Hadi Prabowo (kiri) berjabat tangan dengan mantan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang (kanan)./Antara
Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Hadi Prabowo (kiri) berjabat tangan dengan mantan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang (kanan)./Antara

Kabar24.com, PALANGKARAYA-- Pejabat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Hadi Prabowo, kesal dan marah, karena sering dipermalukan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi sejak bencana kabut asap.

“ Semua data terkait jumlah lahan terbakar hingga bantuan pemerintah pusat kepada daerah ini dalam menangani bencana asap tidak ada yang valid,”  kata Hadi di sela-sela memimpin rapat persiapan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kalteng, Palangka Raya, Kamis (29/10/2015).

"Saya sudah sangat percaya diri menyampaikan data dari SKPD, ternyata ketika bertemu pemerintah pusat, salah semua. Kegiatan yang saya perintahkan pun tidak dijalankan. Mau dibuat ke mana muka saya," ucapnya.

Hadi merasa dipermalukan ketika menteri kesehatan datang ke Palangka Raya. Dia mengaku telah menerima bantuan masker dari Kemenkes sekitar 250 ribu lembar, namun dibantah menteri kesehatan, karena telah menyalurkan sebanyak 400 ribu lembar.

Data

Kemudian, saat rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) disampaikan jumlah lahan maupun hutan terbakar di Kalteng hanya 11 ribu hektare, sedangkan data Kementerian Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencapai 350 ribu hektare.

"Mengadakan pengobatan gratis selama kabut asap juga sudah saya perintahkan jauh-jauh hari. Tapi apa, justru Bank Indonesia dan Korem 102 Panju Panjung yang pertama mengadakannya. Siapa yang tidak malu," kata Hadi dengan nada tinggi.

Deputi

Deputi di Kementerian Dalam Negeri ini mengingatkan SKPD agar bersikap ‘gentlement' dan tidak bermain ‘belakang'. Bahkan, dirinya menyebut dapat berbuat lebih kejam dari yang diperbuat  SKPD.

"Kalau ingin membunuh saya, saya bisa duluan yang membunuh. Saya ke Kalteng ini tidak cari uang. Tidak! Karir saya di Aparatur Sipil Negara (ASN) juga sudah mentok. Pensiun masih lima tahun lagi," tegasnya.

Dia mengatakan, berbagai kegiatan yang diperintahkan kepada SKPD merupakan upaya membantu masyarakat dan berdasarkan pengalaman saat menjadi Sekretaris Daerah Pemprov Jawa Tengah dalam mengatasi bencana meletusnya Gunung Merapi maupun tanah Longsor.

"Perintah Presiden, saya di Kalteng  tiga Hari, di Jakarta tiga hari, karena saya menjabat deputi. Kalau saya tidak peduli dengan Kalteng, ya saya jalankan saja. Pernah lihat saya tinggalkan Kalteng, tidak kan. Mari berbuat dan membantu masyarakat. Ini untuk Kalteng juga," demikian Hadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper