Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perhatian Pemerintah Terhadap PTS Masih Minim

Politikus PDIP itu menyatakan program lainnya juga menunjukkan ketimpangan. Misal progam beasiswa bidik misi dan juga peningkatan prestasi akademik. Dari total 155.000 jatah beasiswa, perguruan tinggi swasta (PTS) hanya mendapatkan 50.000 saja. Sedangkan sisanya diambil oleh perguruan tinggi negeri (PTN).
SBMPTN/Antara
SBMPTN/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR, Sofyan Tan berpendapat bantuan APBN bagi perguruan tinggi swasta saat ini masih minim dan dinilai kurang adil dalam pengembangan pendidikan di Tanah Air.

"Ambil contoh tahun lalu saja anggaran hanya Rp300 miliar dari total anggaran Rp44 triliun," ujarnya saat menghadiri Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) Asosiasi Perguraan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Politikus PDIP itu menyatakan program lainnya juga menunjukkan ketimpangan. Misal progam beasiswa bidik misi dan juga peningkatan prestasi akademik. Dari total 155.000 jatah beasiswa, perguruan tinggi swasta (PTS) hanya mendapatkan 50.000 saja. Sedangkan sisanya diambil oleh perguruan tinggi negeri (PTN).

"Padahal jika mengacu fakta, mayoritas mahasiswa Indonesia berasal dari PTS. Yakni sebesar 70% dari total 6 juta mahasiswa Indonesia," jelasnya.

Terkait masalah kebijakan pembekuan kampus 'abal-abal', pihaknya juga memberikan masukan. Pembekuan agar dilihat secara detail kesalahan yang ada. Misal jika sebatas problem rasio pengajar dengan mahasiswa, hal tersebut tak semestinya sampai dinonaktifkan. Cukup sebatas dibina hingga mencapai rasio yang ideal.

"Sebab kita mesti berpikir jangka panjang. Misal langsung dinonaktifkan ini akan membuat citra PTS langsung jelek di mata masyarakat," jelasnya.

Kecuali, ungkap dia, jika bentuk pelanggaannya seperti penerbitan ijazah palsu, itu lain soal. Hal tersebut sudah tepat jika langsung ditindak dengan penonaktifan kampus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper