Kabar24.com, NEW YORK - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (28/9) waktu New York mengingatkan dampak yang akan terjadi jika Bashar al-Assad tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalah di Suriah.
Berbicara di Markas Besar PBB, New York, Putin menegaskan akan menjadi "kekeliruan yang sangat besar jika orang menolak untuk bekerja sama dengan Pemerintah Suriah".
Putin mengeluarkan pernyataan itu saat berpidato di Debat Umum selama Sidang Majelis Umum PBB --yang dimulai di Markas Besar PBB, Senin (28/9) pagi.
"Kami kira sangat keliru untuk menolak bekerja sama dengan Pemerintah Suriah dan Angkatan Bersenjatanya --yang dengan gagah berani memerangi pelaku teror secara langsung," kata Putin.
"Kita akhirnya mesti mengakui bahwa tak seorang pun selain Angkatan Bersenjata Presiden (Bashar) al-Assad dan milisi Kurdi yang benar-benar memerangi Negara Islam dan organisasi teror lain di Suriah."
Putin mengatakan pendekatan Rusia pada Suriah telah menarik kecaman, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Selasa (29/9) siang.
Namun ia berkeras itu terjadi semata-mata karena Rusia lebih jujur dan terbuka mengenai ambisinya dibandingkan dengan pengeritiknya.
"Saya harus menyatakan pendekatan Rusia yang jujur dan terbuka semacam itu belum lama ini telah digunakan sebagai dalih untuk menuduhnya memiliki ambisi yang berkembang seakan-akan mereka yang mengatakan itu tak memiliki ambisi sama sekali," kata Putin.
"Itu bukan ambisi Rusia tapi mengenai pengakuan atas fakta bahwa kita tak bisa mentolerir kondisi masalah di dunia saat ini."
Putin juga membidik usul yang diajukan oleh Prancis untuk membatasi penggunaan veto di Dewan Keamanan PBB.
"Hak veto sejak dulu telah selalu digunakan --oleh AS, Inggris, Prancis, Tiongkok dan Rusia-- itu sepenuhnya alamiah buat organisasi yang sangat beragam dan memiliki banyak wakil," katanya.
Ia merujuk kepada kelima anggota tetap yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan.
"Ketika PBB didirikan, para pendirinya tidak memikirkan bahwa selalu ada ketidakbulatan suara," katanya.
"Misi organisasi ini ialah mencari dan mencapai kompromi dan kekuatannya berasal dari dipertimbangkannya pandangan dan pendapat yang berbeda."
Lebih dari 140 kepala negara dan pemerintah dari 193 anggota PBB dijadwalkan berbicara di Debat Umum, Sidang Majelis Umum tahun ini dalam peringatan ke-70 berdirinya PBB.