Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pembantaian di Lumajang, Seknas Jokowi Minta Aktivitas Tambang Dihentikan

Seknas Jokowi Jawa Timur meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menghentikan seluruh aktivitas penambangan di kawasan Lumajang.
Poster keprihatian atas pembunuhan warga yang menolak aktivitas tambang di Lumajang/media sosial
Poster keprihatian atas pembunuhan warga yang menolak aktivitas tambang di Lumajang/media sosial

Bisnis.com, JAKARTA -- Seknas Jokowi Jawa Timur meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menghentikan seluruh aktivitas penambangan di kawasan Lumajang.

Desakan ini disampaikan oleh Ketua Bidang Advokasi Seknas Jokowi Jawa Timur Sapto Raharjanto pasca terjadinya peristiwa penculikan dua petani di kawasan tersebut pada Sabtu, pekan lalu.

"Kami mendesak Pemkab Lumajang dan Pemprov Jatim untuk menghentikan dan mencabut izin seluruh aktivitas pertambangan pasir di Desa Selo Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang," katanya, Senin (28/9/2015).

Tak hanya itu, Seknas Jokowi juga meminta aparat kepolisian untuk segera bertindak, yakni dengan mengusut dan menangkap dalang di balik peristiwa penculikan dan pembunuhan ini.

"Kami mengutuk keras pembunuhan tersebut dan mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap dalang pembunuhannya," tegasnya.

Seperti diketahui, pembantaian terjadi terhadap dua orang petani pejuang antitambang dan pejuang lingkungan di Desa Selo Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Sabtu pekan lalu.

Peristiwa itu berawal saat warga Desa Selo Awar-awar akan melakukan penghadangan aktivitas pertambangan pasir milik kepala desa setempat, tiba-tiba kepala desa mengerahkan 30 orang preman untuk mengintimidasi warga.

Satu orang petani diculik dan dibawa ke balai desa yang kemudian dikroyok dan dipukuli, setelah itu dibawa ke suatu tempat untuk dibunuh.

Sedangkan seorang petani lainnya didatangi preman di rumahnya, dikroyok dan dipukuli. Saat ini kondisi petani ter sebut tengah kritis dan masih dirawat di rumah sakit setempat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper