Bisnis.com,BEKASI-Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Bekasi dan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Bekasi tidak ingin anggotanya menjadi alat untuk memfitnah dan menyerang Dinas Sosial Kota Bekasi.
Wahyu Wendi Kurnia, Anggota Dewan Pertimbangan Pertuni Kota Bekasi mengatakan adanya surat pernyataan yang menyatakan terdapat dua anggotanya yang menyatakan tidak mendapat bantuan berupa kursi refleksi dan tempat tidur shiatsu dari Dinsos tidak benar.
Menurutnya, kedua anggota Pertuni yakni Karyanto dan Karyono menandatangani surat pernyataan tersebut tidak mengetahui isi dari surat tersebut. "Teman-teman saya tidak mau dijadikan alat untuk memfitnah dan menyerang dengan negatif," katanya dalam jumpa pers, Jumat (11/9).
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa melaporkan kasus adanya dugaan pengadaan fiktif alat bantu bagi disabilitas yang dilakukan Dinsos Kota Bekasi ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Bekasi.
Mereka membawa sejumlah bukti yang salah satunya adalah surat pernyataan dari penyandang disabilitas yang menyatakan tidak menerima bantuan dari Dinsos.
Karyanto yang menandatangani surat pernyataan tersebut mengatakan dirinya diminta menandatangani surat tersebut oleh Sekretaris RT. Saat itu, dia mengira surat tersebut merupakan formulir untuk mendapatkan bantuan lainnya.
Adapun, Karyono penyandang tuna netra yang juga menandatangani surat tersebut mengatakan hal yang sama. Dirinya diminta oleh Ketua RT setempat untuk menandatangani formulir dari kelurahan untuk mendapatkan bantuan.
"Karena kami cuma disuruh tanda tangan, kami tanda tangan saja. Saya dijadikan alat oleh orang untuk tujuan apa saya tidak tahu."