Kabar24.com, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen Kemdikbud) Hamid Muhammad mengatakan, upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhambat kualitas yang masih rendah, terutama SMK swasta.
Hamid menyebut, rendahnya kualitas SMK swasta diakibatkan mutu dan rasio tidak sesuai dengan peraturan pendirian yang ditetapkan pemerintah pada umumnya.
"Banyak SMK Swasta yang minim praktikum, jadi ketika lulus siswa tidak dapat bersaing dengan baik. Siswa terlalu banyak diberikan materi dan sejarah, sehingga lulusan SMK sama seperti lulusan SMA pada umumnya,” kata Hamid dalam diskusi pendidikan di Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Dikatakan, ketidaksiapan lulusan SMK secara otomatis menambah jumlah pengangguran, karena rata-rata lulusan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
"Persyaratan pendirian SMK swasta harus memiliki standar kualitasnya lebih baik dari negeri atau minimal sama dengan negeri," tukasnya.
Bagi sekolah yang kualitasnya rendah, pemerintah mengambil langkah dengan melakukan peningkatan mutu dan pembinaan.
Hamid menyebut, jumlah SMK negeri saat ini jika dibandingkan dengan swasta sangat jauh perbedaanya. Tercatat jumlah rasio swasta dan negeri, 70:30.
Meskipun jumlah swasta lebih banyak, tetapi untuk jumlah murid sangat berbanding terbalik. Jumlah murid SMK swasta hanya seperempat dari jumlah keseluruhan murid SMKN.
Hamid mengharapkan, sekolah swasta dapat memperbaiki standar dan mutunya karena meskipun tanpa dicabut hak izin oleh pemerintah, kedepannya dikuatirkan akan pelan-pelan ditinggal masyarakat.
“Jika standar mutunya tidak sesuai, siapa yang mau masuk kesitu,” pungkas Hamid.