Bisnis.com, JAKARTA –Rizal Ramli, Sang "Rajawali Ngepret" kini tak sendirian dalam menghentak pihak-pihak yang diserangnya.
Menko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya itu kini memiliki pendamping pengacara kahot, Otto Hasibuan.
Advokat senior Otto Hasibuan pun tampak hadir dalam rapat koordinasi tentang tata niaga garam di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Senin (21/9/2015) kemarin.
Saat ditanya Bisnis.com, Otto mengaku telah resmi ditunjuk menjadi pengacara Kantor Kemenko Maritim. Dia menerima pekerjaan itu karena ingin membantu sang Menko Maritim Rizal Ramli memperbaiki dunia maritim dan sumber daya Indonesia berdasarkan pandangan hukum.
“Iya jadi penasehat hukum Kemenko, tapi bukan pribadi Rizal Ramli ya,” kata pria asal Pematangsiantar, Sumatera Utara, ini.
Seperti kerap diberitakan, Rizal Ramli “Si Rajawali Ngepret” kerap membuat pernyataan dan langkah kontroversial sejak dilantik pada 12 Agustus 2015 silam.
Dia misalnya, mengkritik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, mempertanyakan program listrik 35.000 MW, dan meragukan efektivitas rencana pembelian pesawat PT Garuda Indonesia Tbk.
Namun, yang paling menyita perhatian adalah “perseteruan” Rizal dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang menjurus konflik terbuka dengan bos perusahaan pelat merah itu, Richard Joost Lino.
Bahkan, Lino disebut-sebut akan mengajukan gugatan hukum atas langkah Rizal yang membongkar beton rel milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di lahan Pelindo II.
Apakah, Otto secara khusus disiapkan untuk menghadapi kemungkinan gugatan Pelindo II?
“Macam-macamlah yang kita bicarakan. Termasuk yang itu juga,” kata mantan Ketua Umum Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) ini sambil tersenyum.
Dalam rakor tata niaga garam, Rizal lagi-lagi menyulut pernyataan kontroversial.
Rizal menuding tujuh perusahaan pemegang lisensi impor garam melakukan praktik kartel sehingga merugikan petani garam.
“Mereka ini pemangsa segala, predatory behaviour. Kalau ada yang menyebut tujuh samurai saya bilang mereka ini tujuh begal garam,” ujarnya.
Rizal memang tidak menyebutkan nama-nama importir itu. Namun, melihat aksi-aksinya, tampaknya Rizal memang membutuhkan seorang penasehat hukum.
Bahkan, Otto mengaku rapat dengan Rizal akan dilakukan secara rutin.
“Mungkin tiap Senin kita akan bertemu,” ujar sarjana hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, ini.