Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fasilitas Bebas Visa: Negara Asal Narkoba dan Paham Radikal Dicoret Dari Daftar

Pemerintah tidak akan memberikan fasilitas bebas visa kepada wisatawan asal negara yang penduduknya banyak mengedarkan narkoba dan menyebarkan paham radikal ke negara lain.
Bebas visa/Ilustrasi
Bebas visa/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tidak akan memberikan fasilitas bebas visa kepada wisatawan asal negara yang penduduknya banyak mengedarkan narkoba dan menyebarkan paham radikal ke negara lain.

Rizal Ramli, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, mengatakan dirinya telah mencoret lima negara dari 52 negara yang diusulkan untuk mendapat fasilitas bebas visa. Hal tersebut untuk mencegah peredaran narkoba dan penyebaran paham radikal lintas negara.

"Kami rapat dengan BIN [Badan Intelijen Negara], Polri, Imigrasi, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Luar Negeri. Kami minta setelah dilihat daftarnya agar dicoret negara yang sering melakukan perdagangan narkoba, dan yang mengekspor paham radikal," kata Rizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Rizal menuturkan dirinya juga menargetkan pemberian fasilitas bebas visa tersebut dapat dilakukan paling lambat Oktober 2015.

Dengan begitu, pemerintah dapat memanfaatkan musim liburan pada November dan Desember 2015.

Menurutnya, pemberian fasilitas bebas visa menjadi kebijakan yang paling efektif untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di dalam negeri.

Hal tersebut terbukti dari melonjaknya wisatawan dari 30 negara yang diberikan fasilitas bebas visa naik hingga 15%.

"Kami kan sudah memberikan bebas visa untuk 30 negara, ternyata manfaatnya besar. Jumlah wisatawan dari 30 negara itu naik 15%, sedangkan sebelumnya rata-rata penaikannya hanya 4%," ujar Rizal.

Dalam kesempatan itu, Rizal juga menargetkan peningkatan jumlah tenaga kerja langsung di sektor pariwisata mencapai 7 juta orang, dan 21juta orang pekerja tidak langsung di sektor tersebut pada 2019.

Peningkatan jumlah wisatawan dalam lima tahun mendatang juga ditargetkan membuat devisa negara dari sektor pariwisata mencapai US$20 miliar pada lima tahun mendatang.

Untuk mencapai target tersebut, Kemenko Maritim akan merevitalisasi sejumlah objek wisata, dan melengkapinya dengan infrastruktur, serta sarana transportasi yang memadai, sehingga memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi lokasi tersebut.

"Yang penting juga itu jaringan internet, karena tidak ada turis yang mau datang kalau tidak ada jaringan internet. Lingkungannya juga harus bersih dan masyarakatnya ramah," ucap Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper