Bisnis.com, JAKARTA - Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat memperkirakan Indonesia akan terus dijadikan wilayah persaingan oleh negara-negara luar, seiring dengan tumbuhnya kekuatan-kekuatan ekonomi global baru.
"Di masa depan, Indonesia, dalam konteks global, akan menjadi wilayah persaingan negara luar. Di masa Orde Baru Soeharto negara-negara yang dominan berasal dari barat, namun saat ini ada kekuatan baru seperti China dan Jepang," ujar Komaruddin dalam perbincangan tentang 70 tahun Kemerdekaan Indonesia dengan Antara di Jakarta, Kamis.
Sebabnya, menurut Komaruddin, Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan untuk persaingan industri di zaman globalisasi seperti saat ini, yaitu pasar dan bahan mentah.
Namun, Guru Besar Filsafat Agama UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini menilai Indonesia tidak perlu gusar karena memiliki kekuatan tawar atau ("bargaining power") di dunia internasional.
"Indonesia memiliki 'bargaining power'. Kita punya keberagaman budaya, kekayaan alam dan secara geopolitik damai dan tidak memiliki musuh secara militer. Ini potensi luar biasa kalau bisa memanfaatkan," kata dia.
Doktor Filsafat dari Middle East Technical University, Turki, ini melanjutkan, di masa awal-awal kemerdekaan, pemerintah Indonesia sudah menyadari 'bargaining power' tersebut .
Namun, di masa itu, masih terjadi pertentangan ideologis antarkelompok, berbeda dengan saat ini.
"Sekarang tidak ada lagi pertentangan ideologis, sebab kita sudah punya Pancasila," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini.
Oleh karena itu, dia mengusulkan, untuk memanfaatkan seluruh potensi Indonesia tersebut, pemerintah harus meningkatkan kualitas berbagai sektor terutama pendidikan dan kesehatan agar negara dapat bersaing di dunia internasional.
KOMARUDDIN HIDAYAT: Indonesia Terus Jadi Arena Persaingan Negara Lain
Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat memperkirakan Indonesia akan terus dijadikan wilayah persaingan oleh negara-negara luar, seiring dengan tumbuhnya kekuatan-kekuatan ekonomi global baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu
Target Harga dan Prospek PGAS Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 menit yang lalu
Dikritik PDIP Soal PPN 12%, Muzani: Ini UU yang Disetujui Bersama
29 menit yang lalu
KPK Periksa 2 Tersangka Korupsi Shelter Tsunami Lombok
37 menit yang lalu
Korupsi Kasus Timah, Terdakwa Robert Indarto Dihukum 8 Tahun Penjara
2 jam yang lalu