Bisnis.com, MANADO--Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi kota Manado sebesar 1,03% dengan sumbangsih terbesar yakni angkutan udara 0,6% pada Juli 2015.
Padahal, berdasarkan tren periode sebelumnya, penyumbang terbesar inflasi adalah bahan makanan. Namun, kali ini angkutan udara menjadi kontributor terbesar penyumbang inflasi, diikuti dengan bahan makanan 1,22%, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,57%.
Inflasi kota Manado terhitung masih diatas rata-rata inflasi nasional yang mencapai 0,93% pada Juli 2015. Jika dirinci, inflasi tahun kalender tercatat 2,14%, dan inflasi year-on-year (y-o-y) sebesar 8,93%
“Justru, penyumbang deflasi terbesar adalah cabe rawit. Pada Juli tahun ini, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencatat inflasi hingga 3,7%. Ini patut dimaklumi karena bulan lalu adalah musim mudik,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Sulawesi Utara Marthedy M. Tenggehi di Manado, Senin (8/3/2015).
Adapun, jika dibandingkan dengan 10 provinsi yang terdapat di Pulau Sulawesi, 11 kota mengalami inflasi dengan rincian inflasi tertinggi berada di Palu 1,32%, sedangkan inflasi terendah berada di Watampone 0,49%.
Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi inflasi tahunan di Sulawesi Utara masih akan berada di bawah 5%, meskipun tingkat inflasi hingga semester I/2015 diproyeksikan bakal tetap tinggi.
Kepala Bank Indonesia Sulawesi Utara Luctor E. Tapiheru mengatakan pihaknya memprediksi tingkat inflasi di provinsi itu akan berada di level 4,85% dan plus minus 1%. “Itu untuk proyeksi tingkat inflasi tahun ini,” katanya.
Dirinya optimistis target tersebut bisa dicapai seiring dengan semakin besarnya perhatian pemerintah daerah untuk menekan laju inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).