Bisnis.com, MANADO--Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini mencapai 4,37% dengan asumsi inflasi Desember 2015 mampu ditekan hingga 0,6%.
Ancaman tekanan inflasi pada Desember 2015 tersebut meliputi kenaikan harga angkutan udara, tarif dasar listrik (TDL), komoditas makanan jadi, dan beras.
“Kenaikan TDL memiliki bobot hingga 0,06% terhadap angka inflasi Desember 2015. Tetapi, saya rasa yang paling besar bobotnya adalah kenaikan harga angkutan udara dan makanan jadi,” kata Kepala Perwakilan BI Sulut Peter Jacobs kepada Bisnis.com, Minggu (6/12/2015).
Berdasarkan data PT PLN (Persero) Area Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo, jumlah pelanggan mencapai 1,3 juta dengan 1,2 juta atau 93,51% merupakan pelanggan rumah tangga per Oktober 2015.
Kendati demikian, dirinya optimistis angka inflasi tidak akan merangkak naik layaknya Desember 2014 sebesar 3,83% karena penyesuaian harga sudah terjadi pada November tahun ini. Akibatnya, kenaikan harga dinilainya tidak akan menembus rekor tertinggi sebelumnya.
“Posisinya [inflasi] Sulut yang diwakili Kota Manado memang lebih tinggi daripada rata-rata nasional karena tingkat pertumbuhan di sini juga lebih tinggi," jelasnya.
Tak hanya itu, peningkatan produksi ikan tangkap akibat kondusifnya cuaca akan membuat suplai ikan mencukupi di tengah naiknya kebutuhan pada akhir tahun. Terkendalinya angka inflasi di regional juga mencerminkan keoptimisan Bank Indonesia yang memproyeksikan inflasi sepanjang tahun plus minus 4%, bahkan berpeluang meluncur turun menjadi 3% sepanjang tahun ini.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat provinsi ini mengalami deflasi 0,01% pada November 2015.
Deflasi itu disebabkan oleh penurunan indeks pada dua kelompok pengeluaran yakni kelompok sandang dan bahan makanan. Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,22%.
Kelompok yang mengalami kenaikan indeks tertinggi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,16%. Adapun, penyumbang (andil) deflasi terbesar di Kota Manado bulan lalu adalah ikan tindarung 0,0842%, sedangkan penyumbang inflasi terbesar adalah beras 0,0683%.