Kabar24.com, JAKARTA - Saat ini umat Islam sudah memasuki fase terakhir menjalankan ibadah puasa Ramadan, masih tersisa 10 hari lagi.
Umat Islam bersiap-siap melepas kepergian Ramadan dan menyongsong tibanya hari kemenangan, Hari Raya Idulfitri. Penentuan 1 Syawal sendiri akan ditetapkan dalam sidang isbat yang digelar Kementerian Agama, dihadiri perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam.
Pakar dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengisyaratkan kemungkinan perbedaan tanggal perayaan Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriyah/2015 Masehi.
"Perbedaan ini dikarenakan ormas-ormas Islam masih menggunakan metode yang berbeda serta belum menyerahkan otoritas sepenuhnya untuk penetapan tanggal hari raya pada pemerintah," katanya.
Dia menjelaskan saat ini ada tiga jenis perhitungan/metode yakni untuk Muhammadiyah pakai kriteria hilal, NU menggunakan ketinggian dua derajat dan Persis menggunakan beda tinggi empat derajat.
Menurutnya, posisi bulan pada tanggal 16 Juli nanti itu sudah lebih dari dua derajat tetapi masih kurang dari empat derajat sehingga menurut ormas Muhammadiyah sudah pasti Idulfitri akan berlangsung pada 17 Juli.
"Sedangkan untuk NU di kalendernya sih 17 juli, tetapi NU akan menunggu kesaksian hilal. Padahal hilal saat itu masih rendah, sulit sekali diamati, potensi gagal ada. Sementara menurut Persis, itu belum masuk, jadi kalau kalender Persis itu Lebaran 18 Juli," katanya.
"Sehingga masih terbuka kemungkinan tanggal 17 atau 18 Juli 2015. Sidang isbat itu tidak bisa ditebak," ujarnya
Pimpinan Pusat Muhammadiyah sendiri memastikan organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah akan merayakan Idulfitri 1436 Hijriyah/2015 Masehi pada Jumat, 17 Juli 2015.
"Memang bagi yang menggunakan perhitungan hisab seperti Muhamadiyah sudah dapat memastikan Idul Fitri jatuh pada 17 Juli 2015, 16 Juli malam mulai takbiran," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, usai menghadiri peresmian Pusat Halal Salman ITB, di Bandung, Jumat (3/7).
Dia mengemukakan bagi ormas Islam yang menggunakan metode rukyat maka harus melihat dulu apakah pada tanggal 16 Juli malam atau Maghrib, hilal sudah bisa dilihat di atas ufuk maka akan berlebaran bersama.
"Namun bila enggak bisa kelihatan apakah karena mendung atau lain-lain, maka kelompok yang menggunakan rukyat ini akan menyempurnakan Ramadan menjadi 30 hari berarti akan ber-Idulfitri pada 18 Juli," katanya.
Menyikapi kemungkinan perbedaan itu, Din meminta agar setiap umat muslim tetap menjunjung tinggi toleransi jika penetapan Hari Raya Idulfitri nanti berbeda.
"Toleransi saja, jangan sampai saling menghina lah, nanti yang sudah Lebaran wah kamu haram puasa, bagi yang belum lebaran wah kamu kurang puasa, tidak usah begitu. Toleransi saja, ukhuwah Islamiyah tetap dipelihara kita kembangkan khususnya di Idulfitri," ujarnya.
SIDANG ISBAT: Bakal Alot Tentukan Idulfitri 17 Juli atau 18 Juli
Pakar dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengisyaratkan kemungkinan perbedaan tanggal perayaan Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriyah/2015 Masehi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Korupsi CSR BI, KPK Periksa Erwin Haryono dan Hery Indratno
1 jam yang lalu