Bisnis.com, JAKARTA - Ternyata masih banyak orang yang ingin menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ditengah kuatnya isu pelemahan dan kriminalisasi pimpinan lembaga antirasuah itu.
Tepat pukul 12.00 WIB pada Jumat (3/7/2015), panitia seleksi yang dipimpin Ekonom Destry Damayanti menutup pendaftaran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah sempat diperpanjang selama 10 hari.
Hasilnya, ada sekitar 578 pendaftar dari berbagai kalangan, termasuk Polri dan Kejaksaan.
Namun, lebih dari separuh pendaftar sudah pasti bakal dicoret karena tidak lolos seleksi administrasi. Mudahnya, mereka tidak mencantumkan pengalaman dalam mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi yang diharuskan.
Pansel juga telah menyiapkan serangkaian ujian bagi yang lolos tahap pertama, seleksi administrasi. Untuk tahap kedua, pansel bakal meminta bakal calon harus membuat makalah visi dan misi pencegahan dan pemberantasan korupsi pada 8 Juli 2015.
Selanjutnya, pansel akan melanjutkan dengan melakukan uji psikologi dan melakukan assessment pada 27—28 Juli 2015. Tak lupa, pansel akan memastikan bakal calon yang diajukan kepada Presiden Joko Widodo sehat jasmani dan rohani.
Kendati dalam tahap awal seleksi sudah ada ratusan yang gagal, tapi sejatinya publik patut bangga dengan masih banyaknya orang yang siap menduduki jabatan panas di negeri ini sebagai pimpinan lembaga yang tugasnya mencegah dan memenjarakan orang jika terlibat korupsi.
Jika benar-benar amanah menjalankan tugas, pasti akan banyak musuhnya. Pendek kata, ratusan orang itu sudah siap dikriminalisasi.