Kabar24.com, JAKARTA - Lembaga Persahabatan Ormas Islam diundang oleh Presiden Joko Widodo. Mereka melaporkan peta aliran radikal dan terorisme termasuk Negara Islam Irak Suriah.
Sekretaris Jenderal LPOI Lutfi Tamini mewanti-wanti kepada Jokowi agar aliran tersebut jangan sampai masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan saat audiensi di Istana Merdeka, Rabu (17/6/2015).
"Kami wanti wanti kepada Presiden jangan sampai mereka mereka ini masuk kemari, NKRI harus satu, radikalis kita bicara, terorisme , ISIS kita buka," katanya kepada wartawan seusai audiensi.
Menurutnya, LPOI punya map aliran radikal berikut dengan jalurnya. Bahkan aliran sebelum ISIS sangat dikuasai oleh lembaga ini. Data yang dimiliki cukup akurat karena mayoritas anggotanya adalah ormas yang berdiri sebelum kemerdekaan RI.
"Siapa ke mana, berangkatnya ke mana, sebelum ISIS siapa yang ke sana dulu, kita punya map semua dan kita bicarakan sama presiden, kita akan kerjasama dengan pemerintah," ujar Lutfi.
Dijelaskan Lutfi, kerjasama ini akan dituangkan dalam MoU dengan Kementerian Dalam Negeri tentang keamanan.
LPOI juga sudah bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris serta Badan Intelijen Negara. Meski punya data, lembaga ini tidak melakukan penindakan.
"Itu urusan aparat, tapi kasih tau sama dia, ini radikal, ini sempalan Al Irsyad, sempalan ini kita kategorikan radikal bukan teroris, sebab radikal ke teroris itu satu langkah doang, itu kita sampaikan," tuturnya.
Presiden berpesan kepada LPOI bahwa ormas yang mengerti betul kondisi di lapangan. Oleh karena itu diharapkan kerjasamanya untuk menghadang ancamanra aliran radikal dan terorisme.