Kabar24.com, DENPASAR-- Sosok ayah angkat Angeline, 8, masih menjadi teka-teki besar.
SIMAK: BOCAH ANGELINE DIBUNUH: Ibu Angkat Janjikan Rp2 Miliar ke Tersangka
Dari penelusuran , pria bule itu dikatakan menjadi kunci latar belakang keluarga Margriet Christina Megawe memutuskan untuk mengadopsi Angeline saat berusia 3 hari.
SIMAK: Bali & Beyond Travel Fair Bukukan Transaksi Rp9,5 Triliun
Ketika ditanya soal ayah angkat Angeline, Sekretaris Kelurahan Kesiman A.A. Istri Agung Oka Artasih mengatakan, pihaknya tidak memiliki data terkait dengan nama keluarga Margriet.
SIMAK:BOCAH ANGELINE DIBUNUH: Adopsi Angeline Tak Sesuai Aturan
Artasih menduga Margriet adalah penduduk musiman yang tinggal menyewa di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar Timur.
“Di sana memang banyak warga pendatang,” katanya, Kamis (11/6/2015).
Dari data yang diperoleh Artasih dari Lingkungan Kebon Kuri, keluarga Margriet sudah tinggal di rumah itu sejak 2007. Kepala Lingkungan Kebon Kuri, Kelurahan Kesiman, Ketut Sutapa menjelaskan bahwa keluarga Margriet menyewa tanah dari Komang Peky, warga Lingkungan Pekandalan, Kesiman, Kelurahan Kesiman. Tanah itu kemudian dijadikan rumah untuk ditinggali Margriet beserta keluarganya.
“Saya tidak pernah ketemu dengan suaminya. Karena saat mengurus, Margriet datang sendiri,” ujarnya.
“Katanya dia punya banyak usaha, termasuk penginapan.”
Selama tinggal di kelurahannya, Ketut mengaku dua kali bertandang tengah malam ke rumah Margriet. Sebagai kepala lingkungan, Ketut dipanggil karena waktu itu sesama penghuni kontrakan di rumah Margriet sering bertengkar.
Kendati demikian, Ketut tidak pernah sekali pun bertemu dengan suami Margriet. Dia juga tidak pernah tahu riwayat kematian suami Margriet. Ketut hanya mendengar kabar pria bule itu meninggal kala sedang dirawat di rumah sakit Jakarta.
Tidak Tahu
Adapun Kepala SDN 12 Sanur I Ketut Ruta, saat ditemui tengah malam di dekat tempat kejadian perkara, mengaku tidak mengetahui siapa ayah kandung atau bahkan ayah angkat Angeline. Sekitar 15 Juli 2013, Angeline diantarkan oleh Margriet untuk mendaftar di SDN 12 Sanur.
“Saya tanya ayah kandung siapa? Dia katakan tidak. Memang tidak ada dalam data. Waktu itu saya tidak menanyakan karena saya kira waktu itu Angeline memang tidak punya ayah,” tuturnya.
Bagi ibu kandung Angeline, Hamidah, 26 tahun, sosok pria bule ini juga menjadi misteri. Menurut Ketua Bidang Pelayanan Penegakan Hukum dan Pendampingan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar Siti Sapurah, Hamidah mengaku tidak mengenal keluarga Margriet, termasuk suaminya.
“Waktu itu ada kenalan Margriet yang mempertemukan mereka,” ucap Ipung, sapaan akrab Siti Sapurah.
Keluarga Margriet waktu itu memberikan uang dan biaya persalinan dengan total Rp 1,8 juta kepada keluarga Hamidah dengan disaksikan suaminya, Rosidik. Kata Ipung, Hamidah hanya bertemu pria bule itu sekali saat proses adopsi, yang disaksikan notaris Anneke Wibowo pada 2013.
Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei lalu. Polisi akhirnya menemukan bocah cantik ini terkubur membusuk di bawah pohon pisang di pekarangan rumahnya, Rabu, 10 Juni 2015. Jasadnya dibalut kain, seperti seprai, berwarna terang yang telah bercampur dengan warna tanah. Polisi juga menemukan tali dan boneka yang dikubur bersama Angeline.