Kabar24.com, JAKARTA-- Maryamah, 37, penjaga indekos Wisma Widya, mengenang kembali malam-malam saat identitas mayat Akseyna Ahad Dori atau Ace dikenali.
SIMAK: Melancong ke Negeri Dongeng Sosialis di Korea Utara
Awalnya, dia tak menyangka bila mayat yang di temukan di danau UI, adalah Akseyna, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
SIMAK: AKSEYNA DIBUNUH: Reaksi UI, Otopsi & Kejanggalan Kematian Ace
Maryamah baru mengetahui jenazah itu adalah salah seorang anak yang menempati salah satu kamar di Wisma Widya, Senin (30/3/2015), empat hari setelah menghilang. Terakhir terlihat di Wisma Widya, kata Maryamah, Askseyna sedang mengambil air minum pukul 24.00 WIB, di lantai bawah.
Menurut Maryamah, yang melihat Akseyna mengambil minum suaminya, Edi Sukardi, 42. Setelah dua hari menghilang, Edi berinisiatif mencarinya. Pada Jumat (27/3/2015), sehari setelah ditemukan jenazah Akseyna di danau UI, Jibril datang ke kamar kos sahabatnya.
Saat itu, Jibril datang pukul 09.00 WIB, meminta izin untuk ke kamar Akseyna. Setalah sampai di lantai dua kamar Aksenya dan mengetuk pintu cukup lama, pintuk kamar Akseyna tidak juga dibuka.
"Sepuluh menitan diketuk-ketuk tapi enggak dibukain," ucapnya, Selasa (2/6/2015).
Kasihan
Melihat Jibril terus mengetuk dan tidak juga dibukakan pintu, Maryamah lalu menemui Jibril. Saat itu, dia merasa kasihan dengan Jibril. Terlintas dibenak Maryamah, Akseyna tidur terlalu nyenyak dan banyak tugas yang harus dikerjakan.
"Jadi, saya naik ke lantai atas untuk menemui Jibril, dan membawa kunci serap kamar Akseyna," ujarnya.
Saat dibuka, kamar Akseyna berantakan dan ditutup kembali, karena tidak ada orangnya.
"Jibril dan saya tidak masuk kamarnya. Jibril lalu pulang karena Akseyna tidak ada," ucapnya.
Empat hari Akseyna tidak pulang ke Wisma Widya, suaminya, meminta Jibril pada Minggu (29/3/2015), untuk datang membereskan kamar Akseyna. Jibril datang sendiri ke Wisma Widya. Saat sore itu Jibril masuk menemukan secarik kertas menggunakan bahasa Inggris menempel di tembok kamar Akseyna.
Jibril langsung menunjukkan surat itu kepada dirinya, dan mengatakan ini seperti surat perpisahan.
"Kata Jibril ini surat perpisahan, intinya Ace minta jangan dicari. Sebab, yang masuk Jibril dulu baru aku," ucap Maryamah, mengingat kejadian saat itu.
Belum Tahu
Jibril diminta untuk bermalam di kamar Akseyna. Pagi harinya, Senin (30/3/2015), dia pulang sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, Maryamah mengaku bahwa dia dan suaminya, serta Jibril juga belum tahu bahwa mayat di danau UI itu, Akseyna.
Yang dia ketahui, tidak ada satu pun barang Akseyna hilang. Saat Maryamah masuk barang Akseyna, seperti laptop, telepon seluler dan dompet milik Ace masih tergeletak di kamarnya.
Senin (30/3/2015) sore, persis saat identitas Ace diketahui polisi, rekan Akseyna bernama Pras datang disusul temannya yang lain dan meminta dibukakan kamar Akseyna kembali bersama dirinya.
"Lima anak ada pada ke sini. Pegang laptop pada mati," ucapnya.
Maryamah juga tidak tahu bahwa pada Senin pagi atau sore surat itu dicabut dari tembok kamar Akseyna. Setelah teman Akseyna datang, baru banyak polisi yang mendatangi kamar Akseyna di Wisma Widya. Maryamah berharap agar kasus ini cepat terungkap.
Kalau terbunuh, kata dia, biar cepat diketahui pembunuhnya. Kalau bunuh diri apa penyebabnya.
"Setiap hari saya berdoa, puasa Senin dan Kamis juga saya doakan biar cepat terungkap. Soalnya, saya juga pusing ditanya-tanya terus," ucapnya.